Reporter: Andri Indradie | Editor: Johana K.
JAKARTA. PT Bank DKI menunjukkan kinerja yang lumayan bagus pada akhir kuartal I 2010. Direktur Utama Bank DKI Winny Erwindia mengatakan, laba bersih Bank DKI tumbuh 53,61% menjadi Rp 149 miliar dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Pertumbuhan laba ini, lanjut Winny, diperoleh terutama dari pendapatan bunga, khususnya adanya penurunan biaya bunga pihak ketiga sebesar 6,7% dari Rp 194 miliar menjadi Rp 181 miliar. "Beban operasional bersih juga menurun sebesar 81,97%. Ini terjadi karena penyesuaian (adjustment) terhadap mark to market dan koreksi atas cadangan kerugian penurunan nilai, penyisihan penghapusan aset non produktif sehingga rasio beban operasional berbanding pendapatan operasional (BOPO) dapat ditekan menjadi 72,08% di Maret 2010 dibanding 80,27% di Maret 2009. Namun di periode yang akan datang hal ini akan kembali kepada situasi normal kembali," tegas Winny.
Kinerja Bank DKI ini juga didorong oleh peningkatan dana pihak ketiga dari masyarakat dan penyaluran kredit. Dana pihak ketiga Bank DKI meningkat dari Rp. 10,12 triliun per Maret 2009 menjadi Rp. 12,10 triliun per Maret 2010, tumbuh sebesar 19,66%. Demikian pula halnya untuk penyaluran kredit tumbuh sebesar 8,69% atau meningkat sebesar Rp. 6,40 triliun dari Maret 2009 menjadi Rp. 6,95 triliun pada Maret 2010.
Sedangkan rasio-rasio keuangan juga menunjukkan kondisi yang baik. Rasio permodalan alias capital adequacy ratio (CAR) dengan
memperhitungkan risiko kredit, pasar dan operasional sebesar 14,95% atau meningkat dari 14,65%. Namun, loan to deposit ratio (LDR) menurun menjadi 57,42% dari 63,16% pada periode yang sama tahun lalu.
"Ini terjadi karena peningkatan dana pihak ketiga tumbuh lebih signifikan dibandingkan penyaluran kredit," imbuh Winny.
Adapun untuk kredit bermasalah atau non performing loan (NPL), terjadi peningkatan dari 2,06% tahun lalu menjadi 2,85% pada Maret 2010 karena dikarenakan adanya penetapan kolektibilitas yang lebih konservatif dengan pembentukan cadangan yang lebih aman. "Rasio keuangan Bank DKI tetap dalam batas-batas yang memadai," ujar Winny.
Secara keseluruhan, aset Bank DKI tumbuh sebesar 10,15%, naik Rp 1,37 miliar dari Rp 13,432 triliun pada Maret 2009 menjadi Rp 14,80 triliun pada Maret 2010.
Untuk menghadapi tantangan di tahun 2010, Bank DKI merencanakan akan menerbitkan obligasi dengan nilai sekitar Rp. 750 milyar. Hal ini untuk mendukung ekspansi kredit, khususnya untuk memperkuat sektor konsumer, seperti produk Kredit Multi Guna ataupun KPR Griya Monas.
Adapun untuk program peningkatan DPK retail dilakukan melalui program-program pemasaran dengan pelayanan sebagai garda depan dalam peningkatan dana tersebut. Selain itu adalah optimalisasi peran Bank DKI dalam mendukung program Pemprov DKI Jakarta, khususnya dalam peningkatan layanan yang terkait dengan pajak-pajak daerah dengan membuka gerai pajak di beberapa Mal di Jakarta dan pelayanan Samsat Drive Thru di beberapa layanan samsat seperti Samsat Jakarta Selatan dan Jakarta Barat.
"Saat ini, sedang dipersiapkan kehadiran Bank DKI di 36 kecamatan dan seluruh kelurahan di Jakarta, sehingga Bank DKI akan semakin lebih dekat dengan Pemprov DKI Jakarta maupun dekat dengan warga Jakarta," tutur Winny.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News