Reporter: Lidya Panjaitan | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Meskipun kondisi ekonomi tengah melemah, Bank Mandiri masih mampu menorehkan kenaikan laba bersih. Pada semester I 2015 ini, bank berlogo pita emas itu berhasil membukukan laba bersih Rp 9,9 triliun, naik 3,5% dari periode yang sama tahun sebelumnya.
Meski kenaikannya tipis, Direktur Utama Bank Mandiri Budi G. Sadikin rupanya tetap bersyukur. Pasalnya, tidak semua bank mampu membukukan kenaikan laba di kondisi seperti ini. "Tahun ini, semua sektor mengalami kesulitan," katanya, Kamis (30/7).
Meski begitu, Budi cukup berbangga. Pasalnya selama enam bulan 2015 kemarin, Bank Mandiri berhasil menumbuhkan penyaluran kreditnya menjadi sebesar Rp 552,8 triliun. Nilai kredit tersebut naik 13,8% dibanding kredit yang disalurkan pada semester I 2014.
Kenaikan kredit tersebut diimbangi oleh kenaikan perolehan dana pihak ketiga (DPK). Di mana DPK Bank Mandiri naik 17,8% menjadi Rp 654,9 triliun dari Rp 555,9 triliun secara year on year (yoy).
Kenaikan DPK tersebut ditopang oleh kenaikan dana murah (tabungan dan giro) yang sebesar 16,9% secara yoy menjadi Rp 403,9 triliun.
Sesuai dengan prediksi sebelumnya, bahwa kredit macet (non performing loan/NPL) industri perbankan akan mengalami kenaikan, rupanya juga dialami oleh Bank Mandiri.
Jika di semester I/2014, NPL (gross) Mandiri 2,23%, di semester I/2015 ini naik menjadi 2,43% %. Sementara NPL (nett) berada di 1,01% dari sebelumnya 0,81%.
Dengan kondisi ekonomi yang belum membaik, Budi memperkirakan akan terus terjadi peningkatan NPL kedepannya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News