kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Laba Bank Permata Rp 1,7 triliun, naik 26%


Rabu, 26 Februari 2014 / 09:32 WIB
Laba Bank Permata Rp 1,7 triliun, naik 26%
ILUSTRASI. 4 Rekomendasi Cleansing Balm Lokal untuk Membersihkan Makeup dengan Maksimal.


Reporter: Dessy Rosalina, Issa Almawadi | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Bankir masih berpesta laba. Terbaru, Bank Permata merilis rapor kinerja menggembirakan. Tahun lalu, bank hasil patungan Astra International dan Standard Chartered Bank ini sukses membukukan laba bersih sebesar Rp 1,73 triliun.

Jumlah itu naik 26% dibandingkan akhir tahun 2012 yang sebesar Rp 1,37 triliun. Mengutip rilis kinerja yang dipublikasikan Selasa (25/2), laba bersih Permata bersumber dari pendapatan operasional yang tumbuh sebesar 12% menjadi Rp 6,63 triliun.

Pada periode sama, pos pendapatan non-bunga (fee based income) Permata menjadi mesin pertumbuhan bisnis bank. Permata membukukan kenaikan fee based sebesar 19% menjadi Rp 1,25 triliun.

"Kenaikan fee based karena perbaikan kinerja pada bisnis trade finance, forex, bancassurance dan investment services," tutur Herwidayatmo, Pjs Direktur Utama Permata, kemarin.
Sementara, pendapatan bunga bersih tumbuh 10% menjadi Rp 5,38 triliun. Pertumbuhan ini ditopang oleh penyaluran kredit, termasuk pembiayaan syariah, yang tumbuh 26% menjadi Rp 118,8 triliun dari Rp 94,4 triliun di tahun 2012.

Lebih rinci, Permata Syariah mencatatkan pembiayaan sebesar Rp 11,5 triliun di sepanjang tahun 2013. Angka ini melejit 61% dari Rp 7,4 triliun dibandingkan tahun sebelumnya. Kredit tumbuh di hampir seluruh segmen bisnis. Pertumbuhan tinggi terjadi di segmen kredit usaha kecil menengah (UKM), kredit korporasi dan middle market.

Meski kredit tumbuh, rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) membaik. NPL net membaik menjadi 0,3% dari sebelumnya 0,4%.

Dus, akhir tahun lalu, aset Permata mencapai Rp 165,8 triliun, naik 26% dibanding Rp 131,8 triliun pada tahun 2012.Di sisi lain, dana pihak ketiga (DPK), termasuk pendanaan syariah, Permata meningkat 27% menjadi Rp 132,8 triliun.

Menilik permodalan, rasio kecukupan modal (CAR) Permata di level 14,3%. Ekuitas tumbuh 13% menjadi Rp 14,1 triliun pada akhir Desember 2013.

Menatap tahun 2014, Herwidayatmo menilai, perbankan masih menghadapi musim penuh tantangan. Pemicunya, sejumlah perubahan, termasuk perubahan industri perbankan, peraturan dan teknologi. "Namun, dengan tetap berpegang pada strategi, kami akan terus inovatif dan adaptif. Saya yakin Permata berada pada posisi yang baik untuk terus tumbuh lebih kuat," jelas dia.

Sebelumnya, Permata meyakin bisa meraih pertumbuhan kredit sebesar 16% sampai 17%. Angka ini sesuai dengan arahan Bank Indonesia (BI).

Sementara, di tengah fenomena pengetatan likuiditas, Permata optimistis bisa membukukan pertumbuhan DPK sebesar 14% di sepanjang tahun 2014.

Selain pertumbuhan organik, Permata tengah menunggu kelarnya transaksi penyertaan saham sebesar 25% di Astra Sedaya Finance (ASF). Catatan saja, akhir tahun 2013 lalu, Bank Permata menerbitkan obligasi subordinasi (subdebt) berkelanjutan senilai Rp 1 triliun. Dana obligasi sebanyak Rp 800 miliar disuntikkan ke sang calon anak usaha, ASF.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×