kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Laba bank syariah tertekan


Senin, 08 September 2014 / 08:10 WIB
Laba bank syariah tertekan
Obligasi. Dana Asing Terus Mengalir di Pasar SBN Pasca Kebangkrutan Silicon Valley Bank (SVB)


Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Dessy Rosalina

JAKARTA. Perbankan syariah ketar-ketir menghadapi pengujung tahun. Pasalnya, tren perebutan dana masih berlangsung. Imbasnya, demi mengamankan likuiditas, bank syariah harus mengeluarkan kocek lebih besar untuk pos beban bunga. 

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memprediksi, kondisi pengetatan likuiditas bakal mengempiskan pundi-pundi laba perbankan syariah hingga akhir tahun 2014. Edy Setiadi, Kepala Departemen Perbankan Syariah OJK, mengatakan, perbankan syariah masih memperlambat laju penyaluran pembiayaan pada semester II−2014. 

Perbankan syariah juga masih dibayangi kenaikan pembiayaan bermasalah atau non performing finance (NPF). "Sebagian bank syariah mengalami penyempitan margin," ujar Edy, akhir pekan lalu. Mengutip Statistik Perbankan Indonesia (SPI), laba bank bank umum syariah (BUS) dan unit usaha syariah (UUS) tercatat menurun 46,04% dibandingkan dengan posisi Rp 1,92 triliun per Juni 2013, menjadi Rp 1,03 triliun. 

Penurunan laba ini bersumber dari penurunan total pendapatan sebesar 8,63% menjadi Rp 10,58 triliun per Juni 2014, dibandingkan dengan posisi Rp 11,58 triliun di tahun lalu. Pada periode sama, laba BUS pun menurun 30,92% menjadi Rp 1,94 triliun, dibandingkan dengan posisi Rp 2,54 triliun per Juni 2013. 

Pemicu anjloknya laba perbankan syariah adalah penurunan pendapatan operasional sebesar 20,95% menjadi Rp 5,25 triliun di Juni 2014 dari Rp 6,35 triliun pada periode yang sama tahun lalu. Rizqullah, Bendahara Umum Asosiasi Bank Syariah Indonesia (Asbisindo), menyatakan, prospek bisnis perbankan syariah masih bakal terjepit oleh biaya dana (cost of fund).

Contoh, Bank Bukopin Syariah (BSB) yang mengalami kenaikan beban bunga hingga 3%. Riyanto, Direktur Utama BSB, mengatakan, kenaikan beban bunga berpotensi menekan laba hingga 30%−40% pada tahun ini, dibandingkan dengan tahun lalu. Per Juni 2014, laba bersih BSB sebesar Rp 8 miliar, hanya 40,9% dari pencapaian laba tahun 2013 yang sebesar Rp 19,55 miliar.

Nada lebih optimistis dilontarkan BNI Syariah. Dinno Indiano, Direktur Utama BNI Syariah membidik laba bersih mencapai Rp 135 miliar hingga akhir tahun ini. Sepanjang semester I tahun ini, laba BNI Syariah naik 22,2% menjadi Rp 66,5 miliar. BNI Syariah memupuk laba dengan menggenjot pembiayaan ritel.        
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×