Reporter: Nadya Zahira | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat laba bersih industri asuransi jiwa konvensional sampai dengan Oktober 2024 tumbuh 18,20% secara tahunan atau year on year (YoY).
Perolehan tersebut didorong oleh lonjakan hasil investasi disaat pendapatan premi masih tumbuh mini, serta sedikit penurunan total nilai klaim yang dibayarkan.
Menanggapi hal ini, PT Financial Indonesia (Sun Life Indonesia) menyebutkan hingga November 2024, laba bersih mencapai Rp 34,95 miliar. Angka ini tumbuh sekitar 10% dibandingkan dengan periode yang sama di tahun lalu.
President Director Sun Life Indonesia, Teck Seng Ho menyebutkan untuk premi yang diterima Sun Life Indonesia mencapai Rp 1,80 triliun hingga November 2024. Sedangkan untuk klaim dan manfaat asuransi yang dibayarkan yaitu sebesar Rp 486,46 miliar.
Baca Juga: Pasar Properti Industri Topang Bisnis Asuransi
Teck Seng Ho menuturkan bahwa pihaknya optimistis kinerja akan terus membaik hingga akhir tahun ini. Adapun sejumlah strategi yang dilakukan perseroan yakni, berkolaborasi dengan sejumlah pihak dalam menghadapi berbagai tantangan ekonomi hingga bencana alam.
"Karena kami percaya, kolaborasi dengan berbagai pihak merupakan kunci untuk menghadapi tantangan besar seperti bencana alam,” ujarnya kepada Kontan.co.id, Jumat (27/12).
Sedangkan untuk target laba di 2025 mendatang, Teck Seng Ho mengatakan bahwa pihaknya belum menentukan besaran dari target tersebut, namun ia memprediksi akan ada kenaikan, jika dibandingkan dengan target tahun 2024.
Baca Juga: Mencermati Tiga Fase Perencanaan Keuangan Bagi Orang Dewasa
PT Sompo Insurance Indonesia juga mencatatkan kenaikan laba bersih setelah pajak sebesar 35% secara YoY, atau mencapai Rp 100,9 miliar hingga November 2024.
Presiden Direktur PT Sompo Insurance Indonesia Eric Nemitz menyebutkan bahwa lini bisnis properti yang sebesar 43%. kendaraan bermotor 24% dan asuransi kesehatan 14% menjadi tiga besar lini bisnis yang memberikan kontribusi sekitar 82% dari total premi Sompo di November 2024.
“Dari sisi kecukupan modal, per November 2024 Sompo mencatatkan RBC sebesar 227,27%, jauh di atas ketentuan regulator yang sebesar 120%,” kata Eric kepada Kontan.co.id, Jumat (29/12).
Baca Juga: SBN Tetap Jadi Primadona Asuransi Jiwa
Sementara itu, menanggapi regulasi dari OJK yang mewajibkan perusahaan asuransi untuk melakukan spin off dari Unit Usaha Syariah (UUS) nya paling lambat di Desember 2026, Eric mengatakan bahwa pihaknya menyambut baik akan hal ini, di mana pada 26 November 2024, Sompo Insurance Indonesia telah menyiapkan proses pemisahan unit usaha syariah menjadi perusahaan syariah yang mandiri.
Ia menyebutkan, per November 2024, lini bisnis syariah Sompo Insurance Indonesia mencatatkan surplus dana tabaru sebesar Rp 47,3 miliar. Angka ini tumbuh 41% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
“Sementara, RBC tercatat di level 538,7%, jauh di atas ketentuan regulator,” kata dia.
Lebih lanjut, Eric menuturkan bahwa fokus Sompo Insurance Indonesia pada 2025, adalah bagaimana menghadirkan kualitas layanan yang lebih baik kepada nasabah dan mitra.
“Dengan menghadirkan layanan yang berkualitas, kami percaya bahwa semakin banyak lagi yang akan mempercayakan perlindungan aset mereka terhadap Sompo,” tandasnya.
Selanjutnya: Pemerintah Terbitkan SUN Senilai Rp 5 Triliun melalui Private Placement
Menarik Dibaca: Solusi Rumah Tangga Praktis untuk Sambut Tahun Baru
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News