Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sepanjang 2019 PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) berhasil meraih laba bersih Rp 34,41 triliun dengan pertumbuhan 6,15% (yoy). Pertumbuhan kredit mikro dan pendapatan komisi jadi penopangnya.
Direktur Utama BRI Sunarso saat paparan kinerja, Kamis (23/1) bilang sepanjang 2019 perseroan telah berhasil menyalurkan kredit mikro Rp 307,72 triliun dengan pertumbuhan 12,19% (yoy).
Baca Juga: Rekor harga saham BBRI dan bunga BI menopang IHSG, Kamis (23/1)
“Komposisi kredit mikro kami telah mencapai 35,8% dari portofolio. Ke depan kami juga akan terus mendorong segmen mikro. 2022 kami targetkan bisa mencapai 40% dari total kredit kami,” katanya
Adapun total penyaluran kredit perseroan pada 2019 mencapai Rp 908,88 triliun dengan pertumbuhan 8,44% (yoy). Pertumbuhan kredit BRI juga ditopang oleh pertumbuhan kredit ritel dan menengah yang tumbuh 12,08% yoy menjadi Rp 269,64 Triliun di akhir tahun 2019.
Dari kinerja intermediasinya, bank terbesar di tanah air ini berhasil merengkuh pendapatan bunga bersih Rp 81,70 triliun dengan pertumbuhan 5,2% (yoy).
Baca Juga: Citibank ramal ekonomi Indonesia membaik tahun ini
Laba perseroan juga turut ditopang oleh pendapatan komisi yang tumbuh mumpuni sebesar 20,1% (yoy) menjadi Rp 14,29 triliun pada akhir tahun lalu. Ini juga bikin rasio pendapatan komisi terhadap pendapatan perseroan untuk pertama kalinya mencapai double digit sebesar 10%.
Sedangkan dari sisi penghimpunan dana, BRI juga berhasil mencetak rekor menghimpun dana pihak ketiga (DPK) mencapai Rp. 1.000 triliun lebih.Tepatnya sebesar Rp 1.021,39 triliun dengan pertumbuhan 8,17%.
Pada sisi permodalan, BRI mencatat rasio CAR 22,77%, adapun loan to deposit ratio (LDR) sebesar 88,98%.
Baca Juga: Saham BBRI sentuh rekor tertinggi sepanjang masa, simak rekomendasi analis
“Dana murah (CASA) masih mendominasi portofolio simpanan BRI, mencapai 57,71% dari total DPK atau senilai Rp 589,46 Triliun. Tahun ini kami akan fokus menggarap CASA untuk mengoptimalkan pertumbuhan dana melalui transaction banking di perkotaan maupun melalui micro saving dan micro payment di segmen mikro,” sambung Sunarso.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News