Reporter: Andri Indradie | Editor: Johana K.
JAKARTA. Sejak masuk ke Indonesia dengan mengakuisisi 90% saham PT Bank Halim Indonesia pada 2006 silam, ekspansi Bank Industrial and Commercial Bank of China Limited (ICBC) boleh dibilang luar biasa. Tengok saja data kinerja Bank ICBC Indonesia versi Bank Indonesia (BI) per Desember 2009.
Berdasarkan data BI (unaudited), laba Bank ICBC tumbuh 73,98% dari Rp 12,30 miliar pada akhir 2008 menjadi Rp 21,40 miliar pada akhir 2009.
Kenaikan laba itu ditopang oleh peningkatan pendapatan operasional bank sebesar Rp 25,22 miliar. Dari nilai tersebut, Bank ICBC mampu mengais pendapatan bunga bersih sebesar Rp 85,38 miliar dan pendapatan operasional lainnya sebesar Rp 41,13 miliar.
Tahun sebelumnya, pendapatan bunga bersih Bank ICBC hanya Rp 32,07 miliar dan pendapatan operasional lainnya sebesar Rp 13,02 miliar. Sehingga, setelah dikurangi beban usaha, pendapatan Bank ICBC per akhir 2008 hanya sebesar Rp 3,6 miliar. Ini berarti, Bank ICBC meraup pertumbuhan pendapatan operasional hingga Rp 21,62 miliar.
Kredit berlipat
Selain laba dan pendapatan, kredit Bank ICBC juga mengalir deras. Total kredit per Desember 2009 mencapai Rp 2,86 triliun. Padahal, tahun sebelumnya kredit Bank ICBC masih Rp 482,10 miliar. Artinya, kenaikan kredit mencapai 493,90% dalam setahun.
Tak hanya itu. Dana pihak ketiga (DPK) Bank ICBC pun meroket hingga 158,01% atau naik dari Rp 1,01 triliun pada akhir 2008 menjadi Rp 2,62 triliun per akhir 2009.
Melihat DPK dan total kredit yang disalurkan, artinya loan to deposit ratio (LDR) Bank ICBC juga mengalami kenaikan. Per akhir 2008, LDR Bank ICBC sebesar 47,51% dan akhir tahun lalu nilai rasio LDR ini menjadi 109,35%.
Tak heran jika penyaluran kredit yang besar ini turut menggerus rasio permodalan Bank ICBC. Per akhir 2008, CAR Bank ICBC sebesar 107,93%, sementara akhir 2009 nilai CAR Bank ICBC menjadi 35,76%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News