kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Laporan BI meraih Wajar Tanpa Pengecualian BPK


Selasa, 30 April 2013 / 15:26 WIB
Laporan BI meraih Wajar Tanpa Pengecualian BPK
ILUSTRASI. Harga saham BBKP melesat, BANK naik tipis di perdagangan bursa Rabu (17/11). ANTARA FOTO/Galih Pradipta/hp.


Reporter: Annisa Aninditya Wibawa |

JAKARTA. Laporan Keuangan Tahunan Bank Indonesia (LKTBI) mendapatkan audit Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).

"Kami sudah 10 kali berturut-turut dapat WTP," sebut Direktur Eksekutif Departemen Perencanaan Strategis dan Hubungan Masyarakat, Difi A. Johasnyah, Selasa, (30/4).

Dalam penyerahan LKTBI ini, pihak BPK dipimpin oleh Anggota II BPK Taufiequrachman Ruki dan Plt Auditor Utama Keuangan Negara II I Gede Kastawa. Sedangkan dari pihak BI dipimpin oleh dua Deputi Gubernur yakni Halim Alamsyah dan Perry Warjiyo.

Selain memberi gelar WTP, BPK juga telah melakukan pengujian atas kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan dan pengendalian intern di BI. Difi mengklaim bahwa saran atau rekomendasi BPK atas pengujian tersebut akan menjadi perhatian dan bagian yang tidak terpisahkan dari upaya BI untuk menerapkan prinsip good governance dalam setiap proses bisnis.

Sejalan dengan itu, progres penyelesaian tindak lanjut temuan pemeriksaan BPK di BI selalu berada di atas 90%. Informasi terakhir, penyelesaian tindak lanjut tersebut telah selesai 92,42%. Ini merupakan suatu pencapaian yang tergolong tinggi.     

Berdasarkan Neraca BI, posisi aset per 31 Desember 2012 sebesar Rp 1.519, 5 triliun atau naik 10,77% Rp 1.371,7 triliun dibandingkan tahun 2011. Sementara itu, surplus keuangan yang dibukukan sebesar Rp 5,8 triliun setelah di tahun sebelumnya mengalami defisit keuangan sebesar Rp 25,1 triliun. Surplus ini disebabkan oleh penurunan beban operasi moneter di tahun 2012 yaitu menjadi sebesar Rp 19 triliun dibandingkan tahun sebelumnya Rp 30,4 triliun.

Difi menyebut bahwa besarnya penurunan beban operasi moneter di tahun 2012 terutama disebabkan oleh meningkatnya porsi penyerapan ekses likuiditas Rupiah melalui operasi moneter valas (sterilisasi valas) dan penurunan suku bunga BI Rate. 

Posisi dana yang tersimpan dalam instrumen-instrumen Operasi Pasar Terbuka (OPT) BI menurun dari Rp403,3 triliun di akhir 2011 menjadi Rp344,57 triliun pada akhir 2012. Sementara itu, kisaran BI Rate di tahun 2012 adalah 5,75% - 6,00%, sedangkan di tahun 2011 adalah 6,00% - 6,75%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×