kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Likuiditas berlimpah, penyaluran kredit di semester II tergantung PPKM Darurat


Senin, 05 Juli 2021 / 07:25 WIB
Likuiditas berlimpah, penyaluran kredit di semester II tergantung PPKM Darurat


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat akan mempengaruhi penyaluran kredit perbankan pada awal paruh kedua 2021. Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual melihat likuiditas perbankan untuk menyalurkan kredit masih berlimpah.

Di sisi lain, ia melihat telah terjadi perbaikan kredit industri perbankan sejak Maret hingga Mei 2021 yang hanya tinggal terkontraksi 1,28% year on year (yoy). 

“Juni ini mungkin akan sedikit rendah lagi. Apalagi Juli pengaruh PPKM Darurat di kota besar utama Jakarta pasti ada pengaruhnya. Selain itu, belanja pemerintah juga sebenarnya terkendala terutama pemerintah daerah,” ujar David kepada Kontan.co.id pada Minggu malam (4/7).

Kendati demikian, ia optimistis penyaluran kredit di kuartal ketiga 2021 masih akan positif. Namun hal ini sangat bergantung kepada kebijakan PPKM Darurat.

Baca Juga: Apindo minta pemerintah bantu perusahaan ringankan biaya listrik dan pajak

Bila langkah pemerintah ini bisa menekan kasus Covid-19, penyaluran kredit bisa lebih optimal. Namun jika pengetatan ini berlangsung lebih rama bisa berdampak negatif kepada penyaluran kredit.

“Ini akan tergantung dari PPKM Darurat, saya optimis pada kredit komoditas karena permintaan dari luar meningkat. Begitupun dengan produk manufaktur sejalan pemulihan di Eropa dan Amerika Serikat. Terkait konsumsi domestik, kreditnya akan cukup tinggi utamanya KPR dan KKB yang masih ada potongan PPnBM. Begitupun untuk logistik dan kredit UMKM,” tambahnya.

Sedangkan Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro juga melihat likuiditas perbankan tetap melimpah karena pertumbuhan kredit yang masih rendah. Lantaran dukungan belanja pemerintah dan kebijakan dari Bank Indonesia.

“Pertumbuhan kredit mungkin positif tahun ini hanya mungkin jadi di bawah 5% setelah adanya PPKM darurat ini,” paparnya kepada Kontan.co.id.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×