kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.894.000   23.000   1,23%
  • USD/IDR 16.464   19,00   0,12%
  • IDX 7.135   28,71   0,40%
  • KOMPAS100 1.038   4,41   0,43%
  • LQ45 809   3,15   0,39%
  • ISSI 225   1,52   0,68%
  • IDX30 422   1,71   0,41%
  • IDXHIDIV20 508   5,55   1,11%
  • IDX80 117   0,54   0,46%
  • IDXV30 121   1,68   1,40%
  • IDXQ30 138   0,64   0,47%

Likuiditas domestik ketat, pinjaman asing jadi opsi multifinance


Rabu, 12 September 2018 / 17:04 WIB
Likuiditas domestik ketat, pinjaman asing jadi opsi multifinance
ILUSTRASI. Penyaluran kredit kendaraan


Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Opsi pendanaan dari luar negeri  masih bisa menjadi pilihan dari pelaku usaha multifinance. Meski ada tantangan yang menjadi konsekuensi dari pilihan sumber dana tersebut.

Menurut Ketua Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) Suwandi Wiratno, pendanaan dari luar negeri sudah menjadi agenda rutin sejumlah multifinance. Dus, pinjaman offshore di tahun ini pun bisa tetap dilakukan.

Kondisi pelemahan nilai tukar rupiah menurutnya memang bisa berpengaruh terhadap kebijakan pelaku usaha dalam mendulang dana dari luar negeri. 

Meski begitu opsi pinjaman ini bisa tetap menjadi pilihan. "Termasuk sebagai upaya diversifikasi sumber pendanaan," kata dia, Rabu (12/9).

Terlebih, ada tantangan dalam meraup pendapatan di dalam negeri. Salah satunya adalah karena kenaikan suku bunga acuan oleh bank sentral. Kondisi ini tentunya membuat bunga pinjaman yang didapat multifinance ikut merangkak.

Selain itu, Suwandi mengakui kasus yang terjadi di beberapa perusahaan pembiayaan pun ikut mempengaruhi sumber pendanaan dari perbankan domestik. Dengan adanya sejumlah kasus, perbankan kini makin berhati-hati dalam mengucurkan pendanaan ke sektor pembiayaan.

"Sehingga likuiditas saat ini memang menjadi lebih ketat," ungkapnya.

Di sisi yang lain, pencarian dana lewat penerbitan obligasi pun ikut menhadapi tantangan dari lesunya pasar modal. Saat pasar modal sedang melemah, tentunya penerbitan surat utang menjadi lebih berisiko.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Thrive

[X]
×