Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) bakal kembali mengumumkan kebijakan suku bunga acuan BI rate pada pekan ini. Namun, apapun keputusan BI rasa-rasanya tak akan berdampak pada perbankan yang tetap bergulat dengan cost of fund (CoF) yang tinggi.
Seperti diketahui, meski BI telah memangkas suku bunga acuan dua kali sejak September 2024, hal tersebut tak bisa membuat bank ikut menurunkan bunga deposito mereka. Saat ini deposito bank secara rata-rata ada di kisaran 4% hingga 5%.
Wakil Ketua Umum Perhimpunan Bank Nasional (Perbanas) yang sekaligus Komisaris Utama Bank BJB Taswin Zakaria sepakat bahwa saat ini apapun keputusan BI terkait suku bunga acuan tak akan berdampak pada beban dana perbankan. Mengingat, likuiditas di pasar terbilang ketat.
Ia bilang saat ini para bankir tentunya lebih berharap agar ketersediaan likuiditas di pasar bisa semakin berlebih. Meskipun, rasio AL/NCD dan AL/DPK perbankan masih di atas ambang batas.
“Persaingan untuk likuiditas dan dengan instrumen utang lain/pemerintah masih menyebabkan CoF tinggi,” ujar Taswin, Minggu (16/3).
Baca Juga: Likuiditas Ketat, Pemangkasan BI Rate Tak Langsung Turunkan Bunga Deposito Perbankan
Hal serupa juga diungkapkan oleh Presiden Direktur CIMB Niaga Lani Darmawan yang melihat bahwa likuiditas di market memang terbilang cukup ketat. Di mana, kondisi tersebut menyebabkan CIMB Niaga tidak bisa menurunkan beban dana yang dimiliki.
Per 31 Desember 2024, CoF deposito yang dimiliki CIMB Niaga berada di level 3,58%. Angka tersebut naik dari posisi Desember 2023 yang berada di level 3,17% atau naik sekitar 41 basis poin (bps).
Ia pun mengungkapkan bahwa ekonom CIMB Niaga memperkirakan suku bunga acuan BI baru akan turun di kuartal IV. Oleh karena itu, ia memprediksi tahun ini belum bisa ada penurunan CoF.
Hanya saja, Lani bilang kebijakan suku bunga acuan sejatinya masih memungkinkan memberi dampak pada cost of fund perbankan. Setidaknya, jika bunga acuan turun paling tidak secara konsensus masih memungkinkan bank untuk menurunkan bunga simpann.
“Paling tidak bunga simpanan tidak naik,” tambah Lani.
Direktur Keuangan Bank Mandiri Sigit Prastowo menambahkan tantangan likuiditas yang ketat memang masih menjadi kendala utama di mana ada ketimpangan antara pertumbuhan DPK dengan kredit. Alhasil, persaingan untuk memperoleh dana DPK masih sangat tinggi.
“Sehingga biaya dana perbankan masih sulit turun secara signifikan,” ujarnya.
Sebagai informasi, CoF Bank Mandiri pada periode 31 Desember 2024 ada di level 2,16%. Angka tersebut mengalami kenaikan 42bps dari periode sama tahun sebelumnya.
Baca Juga: Meski BI Rate Turun, Tren Cost of Fund Mahal di Perbankan Masih Sulit Turun
Sigit juga melihat kemungkinan besar BI akan tetap menahan suku bunga acuan pada level saat ini. Hal ini terutama didorong oleh tingginya volatilitas di pasar keuangan global serta ketidakpastian yang masih mengemuka.
“Meskipun demikian, kami masih melihat adanya ruang untuk penurunan suku bunga acuan BI sebesar 25 bps pada tahun ini,” imbuhnya.
Selanjutnya: Inilah 3 Cara Kekayaan Anda Diam-Diam Dicuri Menurut Robert Kiyosaki
Menarik Dibaca: Bandung Hujan pada Pagi Hari, Ini Prakiraan Cuaca Besok (18/3) di Jawa Barat
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News