Reporter: Nova Betriani Sinambela | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejak tahun lalu, likuiditas perbankan terus mengetat. Bank Indonesia (BI) mencatat hingga Januari 2024 laju kredit bertumbuh pesat mencapai 11,83% secara tahunan atau year on year (yoy).
Kondisi ini jauh berbeda dibanding pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) yang hanya mencapai 5,80% secara tahunan.
Meski laju pertumbuhan kredit secara industri melesat dibanding DPK namun PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) mencatat pertumbuhan yang cukup beriringan. Pertumbuhan kredit BTN sebesar 11,9% secara tahunan, sementara DPK mampu tumbuh 8,7% secara tahunan pada Desember 2023.
Baca Juga: IHSG Naik 0,77% ke 7.352 Selasa (20/2), BBTN, TOWR, BRIS Top Gainers LQ45
Direktur Distribution & Funding BTN, Jasmin, mengungkapkan bahwa rasio itu diupayakan oleh BTN dengan menjaga ekspansi kredit seimbang atau menyesuaikan dengan ketersediaan likuiditas.
Jasmin optimistis tahun ini bank spesialis KPR tersebut bisa menjaga likuiditas dan memproyeksikan kredit tumbuh sebesar 10% diikuti pertumbuhan DPK sekitar 11%.
Pada kesempatan lain, Corporate Secretary BTN, Ramon Armando, mengungkapkan bahwa BTN fokus melakukan efisiensi beban bunga dengan melakukan rekomposisi dana untuk menjaga ketersediaan likuiditas.
“Likuiditas awal tahun BTN tergolong cukup terkendali. Kami mengurangi dana yang bersuku bunga tinggi menjadi lebih rendah,” kata Ramon kepada KONTAN, Jumat (23/2).
Baca Juga: Cermati 10 Saham Terbesar yang Banyak Dikoleksi Asing Kemarin, Rabu (21/2)
Dalam Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia, Gubernur BI Perry Warjiyo mengungkapkan meski ada gap yang cukup jauh, perbankan menyiasatinya dengan mengalihkan alat likuid dari surat-surat berharga dan penguatan pendanaan non-DPK.
Benar saja, BTN juga melakukan pengelolaan portofolio aset berharga. Adapun aset berharga yang menjadi fokus bank milik negara ini adalah aset - aset surat utang atau pendapatan tetap yang memiliki likuiditas tinggi pada perdagangan di pasar sekunder.
“Kita fokus ke sana karena mudah untuk diperjualbelikan serta dapat dijadikan sebagai underlying repo,” pungkasnya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













