kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Lima emiten asuransi umum masih raup pertumbuhan laba sepanjang 2019


Kamis, 16 April 2020 / 19:54 WIB
Lima emiten asuransi umum masih raup pertumbuhan laba sepanjang 2019
ILUSTRASI. ASBI manfaatkan teknologi digital untuk menggalang donasi bagi terdampak corona.


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan asuransi umum yang melantai di bursa saham mulai mempublikasikan laporan keuangan 2019. Dari 13 entitas yang tercatat di bursa, delapan di antaranya telah menyampaikan kinerja tahun lalu.

Emiten asuransi umum masih mampu mengikuti laju pertumbuhan di industri. Otoritas Jasa Keuangan mencatatkan pendapatan premi asuransi umum tumbuh 14,62% year on year (yoy) dari Rp 69,9 triliun menjadi Rp 80,12 triliun di 2019. Laba enam dari delapan emiten yang telah melaporkan kinerja tahun lalu berhasil membukukan pertumbuhan pendapatan premi.  secara industri ikut terdongkrak 21,27% yoy dari Rp 5,71 triliun menjadi Rp 6,92 triliun pada tahun lalu.

Sedangkan lima dari emiten asuransi umum itu mampu mencatatkan pertumbuhan laba.

Baca Juga: Meski pendapatan premi tumbuh, laba Asuransi Ramayana turun 17,92% di 2019

Menariknya, kedua perusahaan asuransi yang mencatatkan penurunan pendapatan premi mampu membukukan pertumbuhan laba. Melihat hal ini Asosiasi Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) menyatakan kinerja laba tidak hanya dipengaruhi oleh pendapatan premi.

Hasil underwriting juga menjadi faktor penentu dari kinerja perusahaan asuransi umum. Selain itu, juga terdapat faktor tengah yakni hasil investasi dan perbaikan beban usaha.

“Tekanan laba terjadi saat pendapatan premi tumbuh namun klaim rasio meningkat lebih tinggi ditambah beban usaha. Perusahaan asuransi perlu memperhatikan underwriting dan melakukan pencadangan premi. Sehingga klaim bisa lebih baik dan proper,” Wakil Ketua Bidang Statistik, Riset, Analisa dan Aktuaria AAUI Trinita Situmeang kepada Kontan.co.id, Kamis (16/4).

Pertumbuhan laba tebesar berhasil dibukukan oleh PT Asuransi Bina Dana Arta Tbk. Emiten bersandi saham ABDA ini mencatatkan pertumbuhan laba 26,64% yoy dari Rp 69,11 miliar menjadi Rp 87,52 miliar.

Padahal ABDA hanya mencatatkan pendapatan premi senilai Rp 772,2 miliar pada 2019. Turun 25,51% dibandingkan 2018 senilai Rp 1,03 triliun. Penurunan ini terjadi lini bisnis kendaraan bermotor serta kecelakaan diri dan kesehatan tertekan.

Kenaikan laba ditopang kenaikan hasil underwriting. Selain itu, Beban klaim juga berhasil ditekan secara signifikan. Pada 2019, Asuransi Bina Dana Arta membukukan hasil underwriting senilai Rp 1,37 miliar. 

Nilai ini juga meningkat dibandingkan 2018 yang masih minus Rp 1,77 miliar. Sedangkan klaim bruto turun 13,48% yoy dari Rp 664,08 miliar menjadi Rp 574,56 miliar di 2019.

Pendapatan premi kendaraan bermotor turun 12,79% dari Rp 747,89 miliar menjadi Rp 652,25 miliar pada 2019. Lini bisnis yang paling tertekan ada pada kecelakaan diri dan kesehatan sebanyak Rp 54,8 miliar pada tahun lalu. Turun hingga 75,77% yoy dibandingkan dengan pencapaian 2018 senilai Rp 226,2 miliar.

Adapun bisnis properti kebakaran masih tumbuh tipis 1,78% dari Rp 53,28 miliar menjadi Rp 54,23 miliar di 2019. Begitupun dengan lini bisnis aneka tumbuh 25,49% yoy dari Rp 3,24 miliar menjadi Rp 4,07 miliar pada tahun lalu.

Salah satu kinerja emiten asuransi yang tertekan ialah PT Asuransi Bintang. Berdasarkan laporan keuangan pada 2019, emiten asuransi bersandi saham ASBI ini mencatatkan laba senilai Rp 8 miliar, turun 42,57% secara tahunan dibandingkan dengan pencapaian 2018 yang senilai Rp 13,93 miliar.

Tekanan laba terjadi lantaran kenaikan klaim menjadi Rp 200,62 miliar pada 2019. Beban klaim meningkat 53,91% yoy dibandingkan 2018 senilai Rp 130,35 miliar. Adapun penyumbang klaim terbesar datang dari lini bisnis properti atau kebakaran senilai Rp 121,73 miliar pada tahun lalu.

Baca Juga: Klaim menanjak, perolehan laba ASBI tertekan di 2019

Di sisi lain, pendapatan premi hanya tumbuh 1,64% secara yoy dari Rp 443,61 miliar menjadi Rp 450,87 miliar pada 2019. Pendapatan premi tak tumbuh optimal lantaran, perusahaan mulai selektif memilih portofolio di lini bisnis properti.

“Hal ini dikarenakan seleksi risiko yang lebih baik. Seleksi risiko yang lebih baik tersebut telah menghasilkan penurunan total exposure perusahaan dan besaran klaim yang lebih baik seperti terlihat kecilnya klaim banjir Januari 2020 kemarin,” ujar Direktur Utama PT Asuransi Bintang Tbk HSM Widodo kepada Kontan.co.id.

Kinerja perusahaan pun semakin membaik. Ia menyatakan pendapatan premi senilai Rp 130 miliar selama tiga bulan pertama tahun ini.

“Kita tumbuh 34,5% secara tahunan atau year on year dibandingkan kuartal pertama 2019. Rinciannya, pendapatan premi pada Januari Rp 45 miliar, Februari Rp 43 miliar, dan Maret Rp 42 miliar. Padahal separuh Maret kita telah menerapkan work from home,” tambah Widodo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×