Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Dupla Kartini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Mempertimbangkan tingginya kebutuhan masyarakat terhadap uang elektronik, Bank Indonesia (BI) menaikkan limit atau batas batas maksimal uang elektronik non registered dari semula Rp 1 juta menjadi Rp 2 juta. Hal ini ditetapkan setelah BI merevisi aturan uang elektronik dalam Peraturan Bank Indonesia (PBI) Nomor 20/6/PBI/2018 yang berlaku sejak 4 Mei 2018.
Sejumlah bank besar pemain bisnis uang elektronik menyambut baik keputusan bank sentral. Perbankan siap berlomba untuk mencicipi kue bisnis uang elektronik.
Direktur Teknologi Informasi dan Operasi PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) Dadang Setiabudi menilai, aturan diubah lantaran kebutuhan masyarakat terhadap penggunaan uang elektronik sangat meningkat. Terutama setelah pemerintah mewajibkan pembayaran jalan tol untuk menggunakan uang elektornik berbasis kartu.
"Dengan adanya peningkatan batas maksimum ini, maka masyarakat tidak perlu sering isi ulang, sehingga memudahkan pengunaan uang elektronik," katanya kepada Kontan.co.id, Jumat (18/5).
Melihat besarnya potensi tahun ini, uang elektronik milik BNI yakni TapCash yang beredar diprediksi mampu menembus 5 juta kartu pada akhir tahun ini.
Untuk menjaga momentum peningkatan transaksi TapCash, Dadang mengatakan, pihaknya secara konsisten menambah titik akseptasi transaksi, channel isi ulang (top up) dan stabilitas sistem untuk menjaga kenyamanan nasabahnya.
Sekadar informasi, sampai kuartal I-2018, BNI telah menerbitkan 3,41 juta kartu TapCash. Jumlah tersebut naik 256% secara tahunan atau year on year (yoy). Selain dari sisi jumlah kartu, total transaksi TapCash BNI jugameningkat drastis dari 3,4 juta transaksi di akhir Maret 2017 menjadi 12,2 juta transaksi per 31 Maret 2018, alias tumbuh 253% yoy.
Dari sisi volume transaksi, BNI mencatat keaikan sebesar 394% yoy menjadi Rp 197,7 miliar di kuartal I 2018 dibanding periode yang sama tahun sebelumnya Rp 40 miliar.
Pemain lain, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) lewat produk uang elektronik berlabel Brizzi juga optimistis bisnis ini akan tumbuh pesat pasca limit saldo ditingkatkan. Direktur Konsumer BRI Handayani mengatakan, pihaknya siap menerbitkan sedikitnya 300.000 kartu sampai akhir tahun ini.
Rencana tersebut sejalan dengan target BRI yang menginginkan jumlah Brizzi yang beredar sebanyak 10 juta kartu pada tahun ini. "Sampai kuartal I-2018, jumlah Brizzi beredar 9,7 juta kartu. Tumbuh signifikan 156% dengan jumlah transaksi 55 juta transaksi di kuartal pertama," papar Handayani.
Sedangkan, pemain terbesar uang elektronik berjenis kartu, PT Bank Mandiri Tbk memasang target paling tinggi yakni menerbitkan 4-5 juta kartu pada tahun ini.
SVP Transaction and Retail Sales Bank Mandiri Thomas Wahyudi memprediksi, jumlah transaksi menggunakan kartu uang elektronik Mandiri, yakni e-Money bakal meningkat pada akhir Mei 2018 dan seterusnya. Sampai akhir tahun ini, bank pelat merah ini menargetkan jumlah kartu e-Money bakal mencapai 18 juta kartu.
Bank Mandiri bersiap memenuhi kebutuhan uang elektronik di masa Lebaran. "Untuk Lebaran kami berkoordinasi dengan BUJT untuk pemenuhan kartu pemudik, memperbanyak titik isi ulang terutama di rest area," kata Thomas.
Hingga akhir April 2018, Bank Mandiri telah menerbitkan 14,5 juta kartu e-Money. Dari jumlah tersebut, volume transaksi mencapai Rp 1,2 triliun sebulan. Jumlah tersebut meningkat hampir tiga kali lipat dibandingkan bulan sebelumnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News