Reporter: Ferrika Sari | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank digital besutan Bank KEB Hana Indonesia, Line Bank membidik pertumbuhan bisnis hingga 100% pada tahun ini. Pertumbuhan tersebut akan meningkat signifikan sejak Line Bank berdiri Juni tahun lalu.
Consumer Banking Director Bank KEB Hana Indonesia Anton Hermawan mengatakan, pertumbuhan tersebut berasal dari aspek dana pihak ketiga (DPK) dan penyaluran kredit secara digital.
"Dengan gabungan antara produk loan dan funding, nasabah bisa tumbuh sekali lipat dari apa yang kami dapatkan di 2021 atau tumbuh 100% dari 2021," kata Anton di Jakarta, Selasa (12/7).
Sejak diluncurkan tahun lalu, perusahaan telah menghadirkan produk funding dan deposito. Bahkan jumlah nasabah Line Bank sudah mencapai di kisaran 300.000-an pada akhir 2021.
Tahun ini perusahaan mulai menggarap penyaluran kredit digital dengan fokus pada manajemen risiko dan penilaian kredit untuk tingkatkan bisnis. Salah satunya melalui peluncuran fitur pinjaman digital, Pinjaman Quick Credit dan Kredit Tanpa Agunan (KTA) pada Selasa (12/7).
Baca Juga: Line Bank Luncurkan Fitur Pinjaman Digital
Untuk tahun pertama, peluncuran fitur ini akan fokus menyasar wilayah Jabodetabek, Bandung dan Surabaya. Sambil melihat performa dan perkembangan nasabah dalam pembayaran kredit dalam beberapa bulan ke depan.
Setelah itu, kata dia, perusahaan berencana menjangkau pasar yang lebih luas di beberapa wilayah di pulau Jawa. Dengan mempertimbangkan perbaikan terus menerus karena semua produk didesain dari awal.
Ia berharap peluncuran produk tersebut akan memperbesar porsi kredit konsumer Bank KEB Hana Indonesia hingga 1% dari total kredit tahun ini. Mengingat, porsi kredit bank asal Korea Selatan ini masih didominasi kredit korporasi.
"Target kami (Bank Hana Indonesia) sekitar Rp 32 triliun dari total kredit. Sekitar 1% (dari kredit konsumer) di 2022, karena kami benar - benar baru mulai untuk konsumer," ungkapnya.
Hingga Mei 2022 saja, total penyaluran kredit Bank Hana Indonesia mencapai Rp 30,23 triliun, atau naik 9,41% yoy. Artinya, perusahaan butuh Rp 1,77 triliun lagi untuk penuhi target Rp 32 triliun pada tahun ini.
Baca Juga: Berpotensi Bertumbuh, Begini Proyeksi Prospek Emiten Bank Digital
Tak puas sampai situ, perusahaan juga akan kembali berencana meluncurkan fitur, produk dan kolaborasi baru pada tahun depan. Saat ini, perusahaan masih menggondok rencana tersebut.
"Kami sedang berusaha mencari format yang paling pas untuk bekerja sama dengan Line Messager. Contohnya lagi penggunaan QRIS, kami berusaha mengikuti program Bank Indonesia, apa yang bisa kami lakukan kita masukan di dalam aplikasi kami," tutupnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News