kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.505.000   -15.000   -0,99%
  • USD/IDR 16.295   -200,00   -1,24%
  • IDX 6.977   -130,64   -1,84%
  • KOMPAS100 1.042   -22,22   -2,09%
  • LQ45 818   -15,50   -1,86%
  • ISSI 213   -3,84   -1,77%
  • IDX30 417   -9,14   -2,14%
  • IDXHIDIV20 504   -9,85   -1,92%
  • IDX80 119   -2,45   -2,02%
  • IDXV30 125   -2,38   -1,87%
  • IDXQ30 139   -2,59   -1,83%

LinkAja: Bisnis Lending Telah Menjadi Fokus Perusahaan Sejak 2021


Rabu, 19 Juli 2023 / 18:53 WIB
LinkAja: Bisnis Lending Telah Menjadi Fokus Perusahaan Sejak 2021
ILUSTRASI. LinkAja menyampaikan bisnis lending telah menjadi fokus perusahaan BUMN tersebut


Reporter: Ferry Saputra | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Fintek Karya Nusantara atau LinkAja menyampaikan bisnis lending telah menjadi fokus perusahaan BUMN tersebut. Adapun bisnis lending masuk dalam bisnis B2B produktif LinkAja.

Chief Executive Officer (CEO) LinkAja Yogi Rizkian Bahar mengatakan langkah nyata fokus LinkAja dalam bisnis lending bisa dilihat dari aksi perusahaannya dalam mengakuisisi digital lending, iGrow, pada 2021.

Yogi menerangkan melalui lini bisnis lending, LinkAja akan meningkatkan kapabilitas untuk mendukung ekosistemnya secara closed-loop, terutama didalam ekosistem BUMN.

"Bisnis lending akan menjadi satu bagian dari layanan yang ditawarkan LinkAja. Dengan demikian, membentuk infrastruktur layanan keuangan digital yang komprehensif dan inklusif," ucap Yogi kepada KONTAN.CO.ID, Selasa (18/7).

Baca Juga: LinkAja Tak Berkewajiban Bayar Gugatan, Ini Respons Kuasa Hukum Lender iGrow

Akan tetapi, sepertinya bisnis lending perusahaan tersebut tak berjalan mulus. Pasalnya, jika yang dimaksud adalah iGrow, perusahaan fintech tersebut kini tengah dihadapkan permasalahan gagal bayar dengan kerugian senilai sekitar Rp 3 miliar dan telah digugat oleh 40 lender ke pengadilan.

Di sisi lain, Yogi menyampaikan sejak 2022, LinkAja telah melakukan pergeseran strategi bisnis ke model bisnis dua sisi atau twosided business model, yakni B2B dan B2C.

Dia menerangkan pada segmen B2C, LinkAja mengutamakan low-cost user acquisition & retention, sedangkan fokus segmen B2B berpusat pada end-to-end value chain dari sisi tradisional maupun digital.

"Fokus bisnis tersebut, memungkinkan LinkAja menawarkan layanan B2B untuk melengkapi dan mendukung layanan B2C yang dimiliki LinkAja dengan fokusnya di ekosistem BUMN," katanya.

Dia menyampaikan strategi bisnis B2B dan B2C yang diterapkan LinkAja bertujuan dalam mendukung jalan untuk meraih profitabilitas perusahaan.

"Kami menilai model bisnis tersebut dapat membentuk fundamental yang lebih baik untuk membentuk perusahaan yang sustainable dan profitable," ungkap Yogi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×