Reporter: Ferry Saputra | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Fintek Karya Nusantara atau LinkAja menyatakan potensi pasar industri dompet digital masih besar meski dihadapkan sejumlah permasalahan. Salah satu permasalahannya, yakni dompet digital yang harus menarik diri dari pembayaran MRT.
Terkait hal itu, Chief Executive Officer (CEO) LinkAja Yogi Rizkian Bahar menyampaikan alasan dompet digital masih memiliki potensi pasar yang besar karena masih tingginya animo masyarakat menggunakan layanan digital untuk bertransaksi sehari-hari sampai saat ini.
"Potensi pasar masih luas ditambah meningkatnya akses dan literasi digital," ucap Yogi kepada KONTAN.CO.ID, Rabu (19/7).
Yogi mengungkapkan untuk memaksimalkan potensi pasar, pihaknya pun melakukan perubahan strategi menjadi B2B2C yang bertujuan untuk membuat bisnis yang lebih sehat dan profitable.
Dia menyebut salah satu pertimbangan LinkAja adalah ketatnya persaingan di B2C yang kerap mengedepankan strategi promosi cash-burn untuk menarik konsumen bertransaksi.
Mengenai persoalan MRT, Yogi menyatakan LinkAja sebelumnya bergabung ke ekosistem transportasi sejak akhir 2019 hingga awal 2020. Pada saat itu, katanya, LinkAja masih dalam fase pertumbuhan dan berfokus pada akuisisi pengguna dan meningkatkan transaksi.
Baca Juga: LinkAja: Bisnis Lending Telah Menjadi Fokus Perusahaan Sejak 2021
"Oleh karena itu, perjanjian kerja sama dalam sektor transportasi sebagai salah satu use-case essential biasanya mencakup biaya integrasi dan biaya pemasaran," katanya.
Yogi menerangkan pandemi Covid-19 yang terjadi sejak 2020 menyebabkan pembatasan aktivitas masyarakat. Hal itu tentu juga berdampak pada transportasi dan efektivitas kegiatan pemasaran dompet digital.
Alhasil, fokus pada profitabilitas tentunya membuat LinkAja memutuskan menutup layanan atau use-case yang memiliki komponen biaya lebih tinggi dibandingkan pendapatan.
"Ditambah dengan dorongan perubahan fokus bisnis kami dari sebelumnya pertumbuhan platform menjadi fokus pada profitabilitas. Oleh karena itu, kami memutuskan untuk melakukan penghematan dari berbagai lini termasuk pemasaran, khususnya di bidang transportasi," ujarnya.
Yogi mengatakan sebenarnya LinkAja juga ingin mendukung perkembangan ekosistem transportasi di Indonesia. Namun, pihaknya menilai akan lebih cermat dalam membentuk kemitraan yang dapat menguntungkan kedua belah pihak dan membawa nilai tambah bagi pengguna. Atas pertimbangan itu, mereka pun menarik diri dari pembayaran MRT.
Baca Juga: Era Cashless, Perbankan Fokus Ekspansi ATM Setor Tarik Gantikan ATM Tunai
Sebagai informasi, per 1 Juli 2023, pembayaran digital dengan e-wallet tidak lagi tersedia untuk naik MRT Jakarta. Corporate Secretary Division Head PT MRT Jakarta Ahmad Pratomo mengatakan pengguna tak lagi dapat menggunakan dompet digital sebagai pembayaran karena periode kontrak kerja sama dengan para mitra e-wallet telah berakhir.
Dia mengatakan belum ada kesepakatan atau keinginan dari para mitra tersebut untuk memperpanjang kerja sama kembali. Dia menyampaikan MRT Jakarta tetap membuka opsi kelanjutan kerja sama dengan para mitra e-wallet ke depannya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News