Reporter: Nadya Zahira | Editor: Putri Werdiningsih
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Living Lab Ventures (LLV), perusahaan modal ventura di bawah Sinar Mas Land menyampaikan hingga Agustus 2024, telah menyalurkan pembiayaan sekitar US$ 150 - US$ 200 juta. Angka ini meningkat sekitar 30% dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya.
Partner Living Lab Ventures, Bayu Seto mengatakan bahwa hingga saat ini penyaluran pembiayaan di LLV masih dalam kondisi yang baik. Dia menjelaskan hal ini didorong oleh sejumlah strategi yang dilakukan perusahaan. Salah satunya dengan mengubah fokus investasi LLV dari sektor digital menjadi pendidikan dan kesehatan.
"Jadi rencana kami ke depannya tidak hanya berfokus pada startup atau sektor digital, tetapi kami juga akan memulai fokus pada perusahaan yang lebih matang seperti universitas, rumah sakit, dan klinik,” ujar Partner Living Lab Ventures, Bayu Seto dalam acara Media Briefing LLV Strategic Partnership & H2 2024 di Sentral Senayan II, Jakarta, Kamis (12/9).
Baca Juga: Living Lab Ventures Ubah Fokus Investasi ke Pendidikan dan Kesehatan
Selain itu, Bayu mengatakan strategi lainnya yaitu dengan melakukan investasi yang lebih selektif dan mengutamakan pertumbuhan portofolio perusahaan yang tidak hanya memiliki potensi pertumbuhan, tetapi juga membawa dampak positif, terutama terkait ESG.
"Walaupun proses investasi lebih ketat, kami tetap berkomitmen untuk mendukung startup yang memiliki potensi pertumbuhan berkelanjutan," tambahnya.
Dia menilai, penurunan pembiayaan pada perusahaan modal ventura utamanya karena salah melihat tren dari startup yang diinvestasikan.
"Jadi ketika salah melihat tren dari perusahaan tersebut dan ketika kita berinvestasi ternyata terlalu mahal, artinya multiplayer terlalu besar, karena LLV juga pernah ada di posisi itu. Tapi kami belajar sehingga saat ini kami selalu memitigasi sebelum berinvestasi," kata dia.
Tak hanya itu, Bayu bilang faktor lainnya juga disebabkan karena penurunan valuasi di sektor teknologi, peningkatan kehati-hatian investor karena ketidakpastian ekonomi global, hingga kecenderungan investor untuk lebih selektif dalam menyalurkan dana guna mengurangi risiko.
Baca Juga: Gaet Pemerintah New South Wales, Ini yang Tengah Diupayakan Living Lab Ventures
Meski begitu, ia optimistis pembiayaan modal ventura akan mulai pulih pada akhir tahun ini, terutama di sektor-sektor inovatif seperti kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI), teknologi kesehatan, dan keamanan siber (cybersecurity).
Sebagai informasi, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan bahwa pembiayaan modal ventura pada Juli 2024 mencapai Rp 16,18 triliun, turun sebesar 10,67% dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya (year on year/YoY). Penurunan ini merupakan lanjutan dari tren kontraksi yang juga terjadi pada Juni 2024, di mana pembiayaan modal ventura menyusut 10,97% YoY dengan nilai Rp 16,22 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News