Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) mengimbau kepada beberapa bank agar jangan dulu menambah eksposure ke kredit terkait komoditas batubara.
Hal ini karena walaupun harga batubara dari Januari sampai Oktober 2016 mengalami kenaikan 30%, namun ke depannya ketidakpastian harga batubara masih cukup besar.
Analis Industri LPS Ahmad Subhan mengatakan dengan kenaikan harga batubara ini, ada peluang bank untuk melakukan penyesuaian optimalisasi.
“Tapi konteksnya belum untuk ekspansi tapi optimalisasi khususnya untuk restrukturisasi kredit yang selama ini sudah bermasalah,” ujar Ahmad kepada KONTAN, Rabu, (12/10).
Dengan adanya kenaikan harga batubara ini, review bisnis untuk alokasi portofolio memang diperlukan. Namun terlalu dini jika dijadikan dasar untuk ekspansi.
Secara umum, menurut Ahmad, kenaikan harga batubara ini, lebih didorong pemangkasan produksi yang besar di China. Hal ini menimbulkan kurangnya permintaan dan mendorong konsumen China mencari batubara di pasar global.
Jika dilihat lebih detail, pemangkasan ini tidak hanya dilakukan di China tapi juga di beberapa negara seperti Indonesia, Australia dan Amerika Serikat. Dari sisi fundamental permintaan sebenernya tidak cukup kuat karena ekonomi masih menurun.
Namun, Ahmad memprediksi sampai akhir tahun, harga batubara masih akan bagus yaitu berada dikisaran US$ 70 per ton. Kuncinya adalah apakah pemangkasan produknya bisa konsisten dijalankan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News