kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.543.000   4.000   0,26%
  • USD/IDR 15.839   -99,00   -0,63%
  • IDX 7.416   -76,23   -1,02%
  • KOMPAS100 1.146   -13,08   -1,13%
  • LQ45 907   -12,67   -1,38%
  • ISSI 225   -1,05   -0,47%
  • IDX30 467   -7,79   -1,64%
  • IDXHIDIV20 564   -8,40   -1,47%
  • IDX80 131   -1,45   -1,09%
  • IDXV30 140   -0,65   -0,46%
  • IDXQ30 156   -2,00   -1,26%

LPS dorong konsolidasi perbankan nasional


Kamis, 05 Maret 2015 / 12:58 WIB
LPS dorong konsolidasi perbankan nasional
ILUSTRASI. Simak jadwal MPL ID S12 babak reguler minggu ke-8, Kamis, 21 September 2023


Reporter: Adhitya Himawan | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Anggota Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Fauzi Ichsan mengatakan ada tantangan terberat bagi industri perbankan nasional dalam menghadapi era persaingan terbuka dengan pelaku perbankan dunia. Oleh sebab itu, konsolidasi perbankan nasional harus terus didorong mengingat permodalannya masih terbatas.

Fauzi menegaskan, pasar perbankan Indonesia masih menjanjikan. "Ini terlihat dari tingkat net interest margin (NIM) perbankan Indonesia yang termasuk tinggi dibanding industri perbankan di seluruh dunia," kata Fauzi pada sejumlah wartawan di Jakarta, Kamis (5/3).

Namun, permodalan pelaku industri perbankan nasional masih terbatas. Bahkan dibandingkan permodalan pelaku industri perbankan di kawasan ASEAN, bank dari Indonesia tidak ada yang masuk jajaran besar. "Makanya konsolidasi perbankan harus terus didorong, baik itu perbankan BUMN maupun swasta," ujar Fauzi.

Fauzi mengakui, dilema yang terjadi selama ini adalah sulitnya mencari investor dalam negeri yang berminat untuk investasi besar di industri perbankan. Sebab industri perbankan sangat diatur dengan ketat. "Selain itu, sulit untuk mendapat untung dengan cepat," imbuh Fauzi.

Di sisi lain, mengandalkan investor asing untuk masuk dan memiliki perbankan Indonesia selalu terkendala isu politik. Terlebih Indonesia kini telah menandatangi perjanjian resiprokal sebagai asas kesetaraan dengan negara tetangga.

"Oleh sebab itu, konsolidasi entah itu merger, akuisisi baik itu perbankan BUMN maupun swasta harus terus dilakukan. Terutama untuk kelompok BUKU I (kelompok bank dengan modal inti berkisar Rp 100 miliar - Rp 1 triliun) maupun BUKU II (kelompok bank dengan modal inti berkisar Rp 1 triliun - Rp 5 triliun)," pungkas Fauzi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×