kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

LPS Mengandalkan Komitmen Pemerintah


Selasa, 19 Agustus 2008 / 22:14 WIB


Reporter: Sanny Cicilia | Editor: Test Test

JAKARTA. Meski dana cadangan penjaminan yang digenggam masih belum memenuhi ketentuan undang-undang, Lembaga Penjaminan Simpanan (LPS) tidak ngotot meminta tambahan dana dari pemerintah. Lembaga ini tetap memegang komitmen pemerintah untuk menambal dana saat LPS kekurangan dana.

"Pemerintah sudah menegaskan akan memberi bantuan dana yang dibutuhkan apabila modal di LPS sudah habis," kata Ketua Dewan Komisioner LPS Rudjito, hari ini. 

Sesuai Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2004 tentang LPS, lembaga ini harus memiliki dana cadangan penjaminan sebesar 2,5% dari total simpanan perbankan. Dengan total simpanan pihak ketiga di bank per Juni 2008 sebesar Rp 1.554 triliun, berarti LPS setidaknya harus mengantongi dana untuk cadangan penjaminan senilai Rp 38,63 triliun.

Saat ini, dana cadangan penjaminan yang dikumpulkan LPS baru mencapai Rp 7 triliun. Rinciannya, Rp 4 triliun berasal dari modal awal pendirian LPS dari pemerintah. Sedangkan sisanya sebesar Rp 3 triliun berasal dari premi penjaminan yang dikumpulkan LPS selama ini.

LPS memang baru beroperasi selama tiga tahun sehingga tidak mungkin dana cadangan penjaminan langsung mencapai 2,5% dari total dana pihak ketiga perbankan. Tambahan cadangan penjaminan selama ini berasal dari iuran premi penjaminan. Besaran premi penjaminan yang dibebankan ke bank adalah 0,2% dari total simpanan di setiap bank.

Biar mengembang, LPS menanamkan semua perolehan premi penjaminan tersebut ke instrumen Surat Utang Negara (SUN) dan Sertifikat Bank Indonesia (SBI). Porsinya, 60% ke SUN dan 40% ke SBI.

Rudjito menambahkan, sampai saat ini LPS sudah mendapatkan klaim penjaminan sebesar Rp 90 miliar. "Klaim itu datang dari 15 Bank Perkreditan Rakyat (BPR)," imbuhnya. Namun sampai bulan Juli 2008 lalu LPS baru mencairkan dana klaim penjaminan sebesar Rp 60 miliar untuk 14 BPR. Sisanya masih diverifikasi oleh LPS.

Terkait dengan tingginya kucuran kredit perbankan saat ini, Rudjito berharap agar bank tetap memperhatikan keseimbangan pemasukan dan pengeluaran. "Kalau ekspansi kreditnya besar, bank juga harus menggenjot pemasukan," paparnya.

LPS sendiri tak mencemaskan besarnya ekspansi kredit perbankan tersebut. Selama bank bisa menjaga rasio kredit terhadap simpanan atau loan deposit ratio (LDR) di kisaran 60%-80%, likuiditas bank tersebut masih bisa dikelola dengan baik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×