Reporter: Dina Farisah | Editor: Adi Wikanto
JAKARTA. Turbulensi ekonomi tahun lalu masih menyisakan bayang-bayang kelabu bagi dana pensiun.
Tahun ini, dana pensiun tetap dituntut lincah untuk memoles kinerja.
Teuku Rahmatsyah, Division Head of Capital Market and Money Market Dana Pensiun BNI mengaku bekerja keras untuk mencapai target return yang telah tertuang dalam rencana kerja anggaran tahunan (RKAT).
Oleh karena itu, selain cermat dalam meracik portofolio, dana pensiun pemberi kerja (DPPK) ini juga sesekali melakukan trading saham, obligasi dan SUN.
"Pemilihan SUN pada DPPK BNI cukup spesifik yakni dengan tenor di atas 10 tahun. Sementara karakteristik obligasi korporasi yang dilirik adalah yang dapat memberikan kupon di atas 10%," ujar Rahmatsyah, Rabu (13/1).
Untuk instrumen saham, lanjut Rahmatsyah, DPPK BNI memilih saham-saham likuid yang terdaftar dalam LQ45.
Rahmatsyah bilang, saham-saham ini memiliki fundamental yang baik, sehingga ketika indeks harga saham gabungan (IHSG) berbalik naik maka saham-saham tersebut akan naik lebih dulu.
Untuk diketahui, tahun ini DPPK BNI menargetkan return investasi sebesar 11,05%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News