kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Mampu Atasi Lonjakan Klaim 2021, Ini Jurus Indonesia Re Bangun Bisnis Berkelanjutan


Sabtu, 19 Februari 2022 / 15:59 WIB
Mampu Atasi Lonjakan Klaim 2021, Ini Jurus Indonesia Re Bangun Bisnis Berkelanjutan
ILUSTRASI. Logo perusahaan PT Reasuransi Indonesia Utama (Persero/BUMN) dengan brand nama Indonesia Re atau IndonesiaRe


Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto

Strategi 2022

Dengan kondisi yang dialami pada 2021, Indonesia Re menyiapkan sejumlah langkah agar mampu meningkatkan produksi premi bersih dan hasil bersih underwriting, dan tetap menjaga rasio klaim melalui manajemen portofolio yang baik.

Benny menjelaskan pihaknya antara lain melakukan pengetatan terms & conditions untuk reasuransi keuangan termasuk reasuransi kredit di perpanjangan treaty reinsurance 2022. Untuk lini reasuransi kebakaran, jelasnya, Indonesia Re berencana meningkatkan premi bersih hingga 5 persen.

Masih untuk reasuransi kebakaran, “Kami akan meningkatkan kinerja portofolio di antaranya menurunkan rasio klaim dari 56,2 persen ke 51,3 persen. Pada lini bisnis ini, Indonesia Re juga akan meningkatkan cadangan premi dari 38,5 persen menjadi 46 persen sebagai bagian dari rencana menuju penerapan PSAK 74 dan IFRS 17.

Baca Juga: Indonesia Re Optimistis Hadapi 2022, Ini Alasannya

Sementara untuk sektor reasuransi jiwa, Benny mengatakan bahwa strategi utama yang akan dilakukan Indonesia Re untuk memitigasi risiko Covid-19 pada lini ini antara lain dengan melakukan review pada terms and conditions termasuk besaran premi. Selain itu melakukan negoisasi untuk cross selling produk lain yang mampu memberikan hasil underwriting bersih lebih baik.

Di samping itu, untuk lini reasuransi jiwa, Direktur Teknik Operasi Indonesia Re Erickson Mangunsong mengatakan, pihaknya juga akan melakukan pembatasan untuk produk reasuransi kredit konsumtif.

“Bersikap selektif dalam penerimaan produk ini termasuk kriteria dan retensi dari ceding company serta cakupan serta kesesuain harga, apalagi setelah terjadinya klaim besar di masa pandemi ini yang merubah basis penetapan harga reasuransi” ujarnya.

Erickson melanjutkan, pihaknya pun tengah menggencarkan akselerasi digital termasuk sistem auto underwriting.

"Sistem ini memudahkan para underwriter untuk melakukan asesmen secara akurat dan didukung basis data yang cukup dan dapat menerapkan extra mortalita yang kompetitif, ditambah lagi hal ini akan memudahkan para underwriter dalam mengakses penawaran facultative reinsurance serta dapat mempersingkat waktu layanan dan menjadi nilai tambah dari Indonesia Re," paparnya. 




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet

[X]
×