kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Mampu Atasi Lonjakan Klaim 2021, Ini Jurus Indonesia Re Bangun Bisnis Berkelanjutan


Sabtu, 19 Februari 2022 / 15:59 WIB
Mampu Atasi Lonjakan Klaim 2021, Ini Jurus Indonesia Re Bangun Bisnis Berkelanjutan
ILUSTRASI. Logo perusahaan PT Reasuransi Indonesia Utama (Persero/BUMN) dengan brand nama Indonesia Re atau IndonesiaRe


Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto

Strategi Investasi dan Kualitas Layanan

Selain di sisi produksi, Indonesia Re juga berencana untuk menerapkan strategi dan kebijakan investasi yang menitikberatkan kepada aspek solvabilitas dengan tetap memperhatikan keseimbangan dengan aspek rentabilitas.

Erickson mengatakan langkah itu diambil sehubungan dengan perkembangan bisnis reasuransi dan tuntutan untuk senantiasa menjaga target tingkat risk based capital (RBC) sepanjang tahun.

Menurutnya, bauran portofolio investasi akan disesuaikan sedemikian rupa sehingga kebutuhan modal minimum berbasis risiko atau MMBR yang terkait dengan aktivitas investasi diupayakan lebih baik daripada posisi 2021.

“Sehingga dapat memperbaiki posisi RBC, namun demikian tetap optimal untuk mencapai target hasil investasi sebesar Rp285 miliar dan yield on investment (YOI) sebesar 5,50 persen,” jelasnya.

Baca Juga: Pefindo menegaskan peringkat idAA untuk Indonesia Re

Untuk sisi layanan, Erickson menegaskan bahwa Indonesia Re masih mempertahankan kriteria New Excellent Services, dan tetap berkomitmen untuk menjaga kualitas layanan terhadap ceding company.

Indonesia Re juga telah menerapkan konsep Business to Business (B2B) walau belum dengan semua perusahaan asuransi, yang memungkinkan proses bisnis antara Indonesia Re dengan ceding company berlangsung secara lebih terukur, akurat dan transparan.

Dia mengatakan Indonesia Re juga menyadari bahwa data merupakan aset yang sangat berharga sehingga perusahaan berupaya untuk melakukan inovasi melalui pengolahan data.

“Kami telah membangun sejumlah analytic tools seperti auto underwriting pada lini reasuransi jiwa, geostatistical model untuk reasuransi gempa bumi dan dynamic rating tool untuk objek pertanggungan rangka kapal yang tidak lain bertujuan untuk meningkatkan kualitas layanan,” jelasnya.

Untuk sektor digitalisasi ini, dikerjakan bersama-sama dengan Indonesia Re Institute. Selain itu, Erickson menambahkan, Indonesia Re juga sangat memahami bahwa transformasi dari sisi internal juga sangat penting untuk dilakukan.

Salah satu transformasi internal yang dilakukan adalah dengan menggalakkan proses yang otomatisasi untuk berbagai aktivitas yang sifatnya repetitif.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×