Reporter: Nadya Zahira | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan Pembiayaan, PT Mandala Multifinance Tbk (MFIN) atau Mandala Finance mengungkapkan dampak dari adanya kenaikan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) 12% terhadap barang-barang dan jasa yang masuk dalam kategori mewah.
Hal iu termasuk kendaraan-kendaraan yang dijual di pasar otomotif Indonesia. Mandala Finance mencatat, terdapat beberapa spesifikasi khusus yang terdampak kenaikan PPN 12% tersebut.
Adapun kebijakan itu termaktub di dalam Peraturan Menteri Keuangan nomor 141/PMK.010/2021 tentang Penetapan Jenis Kendaraan Bermotor yang dikenai Pajak Penjualan atas Barang Mewah dan Tata Cara Pengenaan Pemberian dan Penatausahaan Pembebasan, dan Pengembalian Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM).
Baca Juga: Industri Multifinance Optimistis Hadapi Tantangan 2025
Managing Director Mandala Finance, Christel Lasmana mengatakan bahwa pihaknya menyadari Kenaikan tarif PPN menjadi 12% yang berlaku untuk kendaraan dengan PPnBM, ditambah dengan kebijakan pajak opsen kendaraan bermotor dapat mempengaruhi daya beli masyarakat dan pasar otomotif, yang berdampak pada sektor pembiayaan kendaraan.
Meski begitu, Christel menuturkan, sebagai perusahaan pembiayaan, Mandala Finance berkomitmen untuk proaktif menyesuaikan strategi bisnis secara dinamis dengan kebutuhan pasar, agar dapat tetap mendukung masyarakat Indonesia dalam memperoleh pembiayaan kendaraan secara efektif dan berkelanjutan.
Sementara itu, ia menyebut, untuk tahun 2025, Mandala Finance menargetkan penyaluran pembiayaan bisa tumbuh sebesar 8%-10%, jika dibandingkan dengan penyaluran pembiayaan di tahun 2024.
“Saya juga memproyeksi bahwa target-target Mandala Finance lainnya, di tahun 2025 juga akan meningkat untuk memenuhi kebutuhan konsumen dan masyarakat,” kata Christel kepada Kontan, Selasa (7/1).
Baca Juga: Mandala Finance (MFIN) Bagi Saham Bonus Rp 117,50 Miliar
Adapun untuk strategi yang akan diterapkan Mandala Finance pada tahun ini, di antaranya yaitu akan tetap fokus pada pertumbuhan penyaluran pembiayaan melalui sejumlah cara seperti mengedepankan prinsip kehati-hatian yang tepat sasaran untuk menjaga portofolio bisnis yang sehat, diversifikasi portofolio, serta meningkatkan inovasi teknologi dalam produk dan layanan untuk menjawab berbagai kebutuhan masyarakat.
Sementara itu, meskipun tantangan ekonomi di tahun 2025 tetap ada, Christel optimistis, Mandala Finance tetap bisa mendorong pertumbuhan yang positif di sektor pembiayaan kendaraan baru.
Selanjutnya: Outstanding Pembiayaan Fintech P2P Lending Capai Rp 75,60 Triliun per November 2024
Menarik Dibaca: Rambut Sehat Seperti Apa? Ini 5 Ciri-Ciri Rambut Sehat
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News