Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Mandiri Tbk mengungkap, dari sisi likuiditas Bank Mandiri masih memiliki cadangan cukup tebal dan memadai untuk kebutuhan ekspansi. Pasalnya, tahun depan, Bank Mandiri bakal meraup dana segar yang cukup untuk mengamankan likuiditasnya.
Hal ini tercermin dari total dana pihak ketiga (DPK) Bank Mandiri yang masih cukup tinggi yakni mencapai Rp 891,24 triliun atau naik sekitar 7,22% secara year on year (yoy) per September 2019.
Sementara itu dari sisi loan to funding ratio (LFR) masih terbilang longgar yakni di posisi 90,3% atau turun dari periode tahun sebelumnya 91,5%.
Baca Juga: Mandiri lanjutkan rencana akuisisi bank di Filipina
Direktur Keuangan Bank Mandiri Panji Irawan juga menambahkan Bank Mandiri masih memiliki beberapa opsi untuk mencari pendanaan. Salah satunya adalah jatuh tempo obligasi rekapitalisasi (obligasi rekap) yang dikeluarkan pada tahun 1998 dalam rangka penyelamatan krisis dan diterbitkan pada tahun 2000.
"Itu jatuh temponya paling panjang di 2020, begitu jatuh tempo kan itu jadi uang," terangnya di Jakarta, Senin (28/10).
Panji menyebut, total dana yang bakal diraup oleh Bank Mandiri di tahun depan dari hasil obligasi tersebut akan sebesar Rp 20 triliun yang terbagi dalam beberapa periode. Dana tersebut menurut Panji bakal sangat membantu kondisi likuiditas perusahaan.
"Ada di bulan Februari, Mei, Agustus, November jatuh tempo, diakumulasi menjadi Rp 20 triliun," tegasnya.
Baca Juga: Lepas saham MAGI, Bank Mandiri pertahankan kepemilikan saham di Axa Mandiri
Sebagai informasi, obligasi rekap merupakan obligasi yang diterbitkan pemerintah sehubungan dengan program rekapitalisasi perbankan. Obligasi tersebut dikeluarkan untuk mengatasi kesulitan permodalan bank-bank yang terkena pengaruh krisis ekonomi di akhir 1997.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News