Reporter: Annisa Aninditya Wibawa | Editor: Djumyati P.
JAKARTA. Kebutuhan dolar dari beberapa perusahaan besar biasanya selalu menjadi isu yang mengguncangkan nilai tukar rupiah terhadap US dolar. Mungkin hal ini juga yang membuat Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan sempat mencurigai Bank Mandiri, BNI, dan BRI membeli valas di pasar untuk kebutuhan Pertamina dan PLN.
Tapi Direktur Utama Bank Mandiri Zulkifli Zaini membantah pihaknya tidak melakukan pembelian valuta asing (valas) di pasar untuk memenuhi keperluan Pertamina.
Zulkifli menyatakan bahwa dana valas Bank Mandiri meningkat 15%. Pada 2011, Dana Pihak Ketiga (DPK) valas di Bank Mandiri yaitu US$ 5,6 miliar naik menjadi US $ 6,7 miliar di 2012.
Tapi menurut Zulkifli kenaikan dana valas Bank Mandiri ini menandakan kecukupan valas. Sehingga pihaknya tidak perlu beli di pasar. "Saya kira keluhan tidak tepat," ucap Zulkifli.
Zulkifli mengatakan, pemenuhan dana valas Pertamina dilakukannya dari penukaran dari hasil profit ekspor debitur Bank Mandiri. "Kalau kita mengambil di pasar, itu sangat sedikit dan tidak signifikan," tuturnya.
Ia mengatakan, bila nanti Bank Mandiri diminta membeli valas ke BI, hanya sebatas yang diperlukan saja. "Karena selama ini kita penuhi DHE eksportir kita," ucap Zulkifli. Ia menambahkan, kalau pun BI menjual kredit valas, tidak akan di luar harga pasar.
Zulkifli mengatakan, Bank Mandiri akan lebih selektif dalam peningkatan kredit valas, karena situasi global yg belum begitu baik. "Kita akan berhati-hati dalam pemberian kredit valas," tutupnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News