Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tahun ini tiga bank plat merah berencana menerbitkan obligasi berdenominasi valuta asing (valas) alias global bond. Langkah ini dilakukan seiring kembali stabilnya likuiditas dan membaiknya nilai tukar rupiah.
Ketiga bank tersebut yaitu PT Bank Mandiri Tbk, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) dan PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN). Direktur Utama Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo menuturkan Bank Mandiri berniat untuk menerbitkan global bond pada bulan April 2019.
Nilainya mencapai US$ 1 miliar atau setara Rp 14,23 triliun (US$ 1 = Rp 14.237). "Fund raising yang bond up to US$ 1 miliar," jelasnya saat ditemui di Jakarta, Senin (18/3).
Lebih lanjut, Tiko sapaan akrab Kartika ini mengatakan pihaknya belum memiliki rencana untuk mencari pendanaan di luar global bond tahun ini.
Sebab menurutnya, tahun lalu Bank Mandiri sudah memenuhi cukup banyak kebutuhan likuiditas rupiah lewat penawaran umum berkelanjutan (PUB) dengan total sebesar Rp 10 triliun.
Namun, pihaknya masih tetap memantau kondisi pasar terutama mata uang rupiah. "Kami melihat rasanya kalau Januari-Februari 2019 likuiditas tidak ketat, jadi untuk rupiah tidak perlu. Hanya perlu yang global bond," imbuhnya.
Nantinya dana hasil global bond akan digunakan untuk memperkuat likuiditas valas Bank Mandiri.
Sebelumnya, awal tahun 2019 lalu bank bersandi bursa BMRI ini memang sudah mengungkapkan niat tersebut. Hal ini dilangsungkan lantaran tahun 2018 lalu banyak nasabah yang melakukan penarikan valas dan kebanyakan berasal dari nasabah korporasi.
Kala itu, Direktur Keuangan Bank Mandiri Panji Irawan menyebut nilai pendanaan valas yang diincar lewat skema obligasi maksimal mencapai US$ 2 miliar.
Di sisi lain, BTN juga berencana menerbitkan global bond untuk pertama kalinya dengan nilai maksimal sebesar US$ 300 juta atau sekitar Rp 4,26 triliun.
Direktur Keuangan BTN Iman Nugroho Soeko menyebut alasan dibalik aksi korporasi tersebut dikarenakan likuiditas mata uang rupiah di pasar (wholesale) diprediksi mengetat.
"Rencananya di akhir semester I-2019. Pertimbangannya untuk diversifikasi dana wholesale," singkatnya kepada Kontan.co.id, Selasa (19/3).
Meski rencana penerbitan global bond BTN terbilang perdana, BTN sebelumnya juga pernah melakukan pendanaan dalam bentuk valas.
Bank berkode emiten BBTN ini sempat memperoleh pinjaman bilateral dari ANZ dengan nilai sebanyak US$ 165 juta. Dari jumlah tersebut, sebanyak US$ 100 juta telah ditarik pada akhir Desember 2018 lalu, sisanya diperkirakan akan ditarik di tahun ini.
Menurut Iman, global bond relatif lebih aman bagi perusahaan lantaran investornya bisa bermacam-macam alias lebih luas dibandingkan obligasi biasa.
Adapun, kisi-kisi kupon global bond BTN ini berkisar antara 5 basis poin (bps)-10 bps lebih tinggi dari instrumen serupa yang bakal diterbitkan BRI.
Sementara itu, merujuk pemberitaan Kontan.co.id (31/1) lalu, BRI berencana menerbitkan obligasi valas di tahun ini. Direktur Utama BRI Suprajarto menyebut dana tersebut akan dipakai untuk menambal obligasi yang jatuh tempo tahun 2019 dengan nilai berkisar Rp 20 triliun.
BRI kini tengah meminta persetujuan kepada regulator terkait rencana tersebut. Adapun untuk global bond, bank bersandi bursa BBRI ini mengicar dana sebesar US$ 500 juta. Sama dengan bank plat merah lainnya, upaya ini dilakukan guna memenuhi kebutuhan likuiditas sekaligus diversifikasi instrumen pendanaan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News