Reporter: Mona Tobing | Editor: Havid Vebri
JAKARTA. Rencana Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk menurunkan kembali pembayaran uang muka atau down payment (DP) pembelian kendaraan tidak disambut antusias PT Mandiri Tunas Finance (MTF). Jika DP dipangkas lagi, MTF khawatir kualitas kredit kendaraan akan memburuk.
Harus diakui, penyaluran kredit multifinance mulai melandai. Data Stastik Ekonomi Keuangan Indonesia (SEKI) Bank Indonesia mencatat pada Juli terjadi penurunan pembiayaan dibandingkan bulan sebelumnya, yakni dari Rp 369,89 triliun menjadi Rp 369,71 triliun.
Di MTF sendiri, penyaluran pembiayaan memasuki Juli juga mengalami penurunan menjadi Rp 1,3 triliun dari Rp 1,5 triliun pada Juni 2015.
Ignatius Susatyo Wijoyo, Direktur Utama MTF mengatakan, sekalipun DP dipangkas tidak akan terpengaruh secara drastis terhadap penyaluran kredit multifinance. “Daya beli masyarakat memang turun. Kalau DP murah tapi daya beli rendah gimana? Tidak juga langsung naik kredit,” papar Ignatius.
Ignatius mengatakan, pihaknya tidak akan memberikan DP lebih rendah daripada jumlah yang diberikan saat ini sebesar 20%. Sebab, perusahaan tidak ingin menanggung beban kenaikan angka kredit macet atau non perfoaming loan (NPL).
Posisi Juli, NPL MTF telah mencapai 1,2%. Perusahaan menjaga agar NPL tidak lebih dari 1,3%. Senada dengan PT Buana Finance juga tidak akan mengurangi DP kendaraannya saat ini. Perusahaan dengan backbone bisnis alat berat ini lebih memilih untuk menjaga NPL ketimbang gencar menyalurkan pembiayaan.
Herman Lesmana, Direktur Buana Finance mengatakan, lambannya proyek infrastruktur membuat kontraktor kesulitan untuk membayar cicilan alat berat. Sehingga, perusahaan terpaksa menarik alat berat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News