Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Maraknya kasus pencurian tabungan nasabah, perbankan pun mulai memperketat keamanan. Salah satunya PT Bank Mandiri (Persero) Tbk yang kini telah melakukan pengecekan secara berkala di setiap mesin anjungan tunai mandiri (ATM) milik perseroan.
Kendati demikian, Direktur Utama Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo menjelaskan, saat ini marak dilakukan oleh komplotan dari negara asing. Salah satu negaranya antara lain Eropa Timur, Malaysia dan China, pun bentuk pencurian yang dilakukan pun beragam.
Sementara untuk kasus yang sedang marak yakni skimming, Tiko sapaan akrab Kartika menilai cara tersebut adalah cara tradisional.
"Paling efektif adalah patroli ke ATM, karena alat mereka juga berubah," katanya di Jakarta, Rabu (21/3). Pun, Tiko menyebut untuk kasus tersebut paling diandalkan antara lain dengan mengubah sistem pengamanan kartu debit dari pita magnetik menjadi berbasis chip.
Kendati demikian, untuk merubah keseluruhan kartu, memerlukan waktu lama paling tidak 3 sampai 4 tahun ke depan.
Secara terpisah, Direktur Manajemen Resiko Bank Mandiri Siddik Badruddin mengatakan secara umum kasus skimming tidak dapat 100% teratasi bila semua bank di Indonesia tidak mengganti kartunya menjadi berbasis chip.
"Fraud skimming baru akan bisa dieleminasi 100% kalau semua bank di Indonesia ganti ke chip, semua ATM dan EDC terprogram hanya dapat menerima kartu berbasis chip," imbuhnya.
Hal ini juga sebenarnya sudah sejalan dengan surat edaran Bank Indonesia (BI) yang mengharuskan pada akhir 2021 seluruh bank di Indonesia sudah menggunakan kartu debit chip.
Menunggu waktu tersebut, Bank Mandiri juga sudah menyiapkan langkah lain. Salah satunya dengan membuat sistem pengamanan khusus secara jarak jauh, kepada nasabah pemegang kartu Bank Mandiri. Nantinya, bila terjadi keanehan atau perubahan kebiasaan transaksi, Bank Mandiri akan mendapat notifikasi.
"Misalnya saya tinggal di Cempaka Putih dan biasa mengambil Rp 1 juta dalam satu minggu di kawasan itu, kalau tiba-tiba saya ambil uang di ATM Kalimantan, akan otomatis memberi tanda bahaya ke fraud mitigation system," tuturnya.
Adapun, saat ini baru sekitar 25% dari 17 juta nasabah Bank Mandiri yang menggunakan kartu chip. Rencananya, bila standar gerbang pembayaran nasional (GPN) sudah dikeluarkan oleh BI, Bank Mandiri akan mempercepat proses ini menjadi naik 30% per tahun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News