Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) menilai potensi untuk transaksi lindung nilai alias hedging valuta asing (valas) sangat besar bagi perusahaan BUMN dan non BUMN. Royke Tumilaar, Direktur Korporasi Bank Mandiri mengatakan, potensi hedging valas untuk perusahaan mencapai US$ 11 miliar pada tahun 2015.
“Potensi hedging valas untuk perusahaan BUMN mencapai US$ 1 miliar, dan perusahaan non BUMN mencapai US$ 10 miliar,” kata Royke, Jumat (10/4).
Misalnya, saat ini Mandiri memfasilitasi hedging valas sebesar US$ 500 juta kepada PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) untuk pinjaman luar negeri.
Kedepan, bank pelat merah ini akan memberikan fasilitas hedging valas kepada perusahaan BUMN lainnya seperti PT Pertamina, namun perusahaan masih menghitung kebutuhan nilai hedging tersebut. “Kebanyakan perusahaan BUMN yang melakukan hedging valas berasal dari sektor komoditas dan perdagangan,” tambahnya.
Adapun, Mandiri telah banyak melakukan hedging valas kepada perusahaan dengan nilai transaksi mencapai US$ 12 miliar per akhir tahun 2014. Selanjutnya, Mandiri akan menawarkan harga yang kompetitif kepada perusahaan yang ingin melakukan hedging valas. Karena, harga menjadi patokan perusahaan untuk melakukan lindung nilai.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News