kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.521.000   11.000   0,73%
  • USD/IDR 15.656   -53,00   -0,34%
  • IDX 7.788   -1,42   -0,02%
  • KOMPAS100 1.207   0,14   0,01%
  • LQ45 955   0,37   0,04%
  • ISSI 235   -0,75   -0,32%
  • IDX30 493   0,55   0,11%
  • IDXHIDIV20 587   -1,48   -0,25%
  • IDX80 137   -0,05   -0,03%
  • IDXV30 143   -0,04   -0,03%
  • IDXQ30 163   -0,09   -0,06%

Tiga bank BUMN berikan fasilitas hedging PLN


Jumat, 10 April 2015 / 15:10 WIB
Tiga bank BUMN berikan fasilitas hedging PLN
ILUSTRASI. Breast Cancer Clinic Alliance (BCCA) di RS Siloam MRCCC


Reporter: Dea Chadiza Syafina | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Sebanyak tiga bank Badan Usaha Milik Negara (BUMN) memberikan fasilitas transaksi lindung nilai alias hedging kepada PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Persero. Tiga bank pelat merah tersebut adalah PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) Tbk, PT Bank Negara Indonesia (BNI) Tbk dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.

Fasilitas lindung nilai yang diberikan oleh tiga bank BUMN kepada PLN sebesar US$ 950 juta. Rinciannya, fasilitas hedging dari Bank Mandiri mencapai porsi US$ 500 juta. Kerjasama pemberian fasilitas hedging ke PLN juga merupakan tindak lanjut dari Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor PER-09/MBU/2013 tentang Kebijakan Umum Transaksi Lindung Nilai Badan Usaha Milik Negara, Peraturan Bank Indonesia (PBI) Nomor 16/21/PBI/2014 dan SEBI 16/24/DKEM tentang Penerapan Prinsip Kehati-hatian dalam Pengelolaan Utang Luar Negeri Korporasi Non Bank, dimana Korporasi Non Bank harus memenuhi tiga pokok pengaturan, yaitu Rasio Lindung Nilai, Rasio Likuiditas dan Peringkat Utang.

Direktur Corporate Banking Bank Mandiri Royke Tumilaar mengungkapkan, kerjasama pemberian fasilitas tersebut dilakukan untuk mendukung kinerja PLN dalam memenuhi kebutuhan listrik nasional. Sebab, PLN memiliki kewajiban utang luar negeri dan operasional dalam valuta asing, sementara pendapatan yang diterima dalam mata uang Rupiah sehingga berdampak pada munculnya potensi miss match arus kas.

Dilain pihak, pergerakan nilai tukar rupiah diperkirakan masih akan terus berfluktuasi sebagai akibat dari membaiknya kondisi ekonomi Amerika Serikat dan adanya rencana the Fed melakukan normalisasi kebijakan moneter, dengan menaikkan suku bunga acuan (Fed Fund Rate) di tahun 2015.

"Kami memiliki komitmen untuk mendukung upaya pemerintah dalam memperkuat perekonomian Indonesia, di tengah kondisi perekonomian global yang belum stabil. Salah satunya dengan memberikan fasilitas hedging untuk PLN. Kerjasama ini diharapkan dapat memperkuat stabilitas nilai tukar rupiah dan mengurangi tekanan volatilitas rupiah, terutama terhadap kinerja perusahaan BUMN," kata Royke Tumilaar di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Jumat (10/4).
 
Penandatanganan kerjasama dilakukan oleh Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo, Menteri Keuangan Bambang P.S. Brodjonegoro, Direktur Utama PLN Sofyan Basir dan Menteri BUMN Rini Sumarno, Direktur Utama BNI Achmad Baiquni, Direktur Bisnis Banking BNI Sutanto, Direktur Utama BRI Asmawi Syam, Direktur BRI Gatot Mardiwasisto dan Direktur Corporate Banking Bank Mandiri Royke Tumilaar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Efficient Transportation Modeling (SCMETM) Penerapan Etika Dalam Penagihan Kredit Macet

[X]
×