kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.333.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Marak konsolidasi, bank menengah pasang target konservatif di tahun depan


Rabu, 18 Desember 2019 / 21:02 WIB
Marak konsolidasi, bank menengah pasang target konservatif di tahun depan
ILUSTRASI. Nasabah bertransaksi menggunakan mesin anjungan tunai mandiri (ATM) di KCP Bank Danamon Jakarta, Jumat (25/10). Maraknya aksi konsolidasi bank umum kegiatan usaha (BUKU) 3 pada 2019 bikin pertumbuhan aset mendadak melonjak./pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/


Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Maraknya aksi konsolidasi bank umum kegiatan usaha (BUKU) 3 pada 2019 bikin pertumbuhan aset mendadak melonjak. Padahal secara industri, aset BUKU 3 justru tercatat negatif.

Dari catatan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) total aset BUKU 3 mencapai Rp 2.595,77 triliun per September 2019. Nilai tersebut menurun 3,02% (yoy) dibandingkan September 2018 senilai Rp 2.676,56 triliun.

Baca Juga: Luncurkan aplikasi khusus KPR, BTN berambisi kuasai pasar milenial

PT Bank BTPN Tbk (BTPN) misalnya setelah merampungkan penggabungan usaha dengan PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia (SMBCI) mencatat pertumbuhan aset 85,85% (yoy). Dari Rp 98,05 triliun pada September 2018 menjadi Rp 182,24 triliun pada September 2019.

Meskipun perlu dicatat, tingginya pertumbuhan aset pelimpahan aset SMBCI yang memang juga bernilai besar. Sebelum merger dengan BTPN, akhir Desember 2018 aset SMBCI tercatat senilai Rp 88,00 triliun.

Adapula PT Bank Danamon Tbk (BDMN) yang mencatat pertumbuhan aset cukup signifikan, meskipun tak sebesar Bank BTPN. Pascamerger dengan PT Bank Nusantara Parahyangan pada kuartal III-2019 mencatat pertumbuhan aset 9,62% (yoy). Dari Rp 178,63 triliun pada September 2018 menjadi Rp 195,82 triliun pada September 2019.

Meski pertumbuhan asetnya masih single digit, Bank Danamon justru berhasil menjadi BUKU 4 akhir November lalu pascajual 70% saham entitas anaknya yaitu PT Asuransi Adira Dinamika kepada Zurich Insurance Company Ltd dengan nilai yang ditaksir Rp 3,9 triliun.

Baca Juga: Tingkatkan transaksi, pemain uang elektronik bisa garap captive market investor

Sayangnya, Wakil Direktur Bank Danamon Michellina Triwardhany saat jumpa pers penjualan Asuransi Adira bilang tahun depan, perseroan pasang target pertumbuhan yang cukup konservatif.

“Tahun ini kami baru merger dengan Bank BNP, tahun depan kami masih akan fokus konsolidasi dan leveraging bisnis. Untuk pertumbuhan kredit kami juga tidak akan jauh dari arahan OJK di kisaran 8%-10%,” katanya.

Target konservatif juga turut dipasang BUKU 3 lainnya yaitu PT Bank Maybank Indonesia Tbk (BNII). Tahun depan Maybank Indonesia cuma membidik pertumbuhan aset single digit di kisaran 7%-8%.

Direktur Keuangan Maybank Indonesia Thilagavathy Nadason bilang ada dua alasan Maybank Indonesia  pasang target konservatif. Pertama, Maybank Indonesia mengaku bakal lebih berhati-hati menyalurkan kredit. Kedua ihwal persiapan implementasi Pernyataan Standar Akuntansi (PSAK) 71.

“Kami tidak mau menyalurkan kredit cuma untuk meningkatkan pertumbuhan. Di tengah kondisi ekonomi yang masih lambat, misalnya tahun ini memberikan kredit dua hingga tahun berikutnya pasti akan jadi kredit bermasalah,” katanya usai paparan publik di Jakarta, Rabu (18/12).

Per September 2019, perseroan sendiri telah menyalurkan kredit Rp 129,80 triliun dengan pertumbuhan negatif 1,1% (yoy) dibandingkan September 2018. Adapula biaya provisinya meningkat 59,4% (yoy) menjadi Rp 1,59 triliun.

Baca Juga: Bank Mandiri sediakan dana Rp 200 miliar untuk bekerjasama dengan Investree

Sementara per September 2019, aset Maybank Indonesia masih tercatat tumbuh 2,6% (yoy) dari Rp 173,28 triliun pada September 2018 menjadi Rp 177,85 triliun pada September 2019.

“Kondisi ekonomi belum dapat mendukung pertumbuhan aset. Tahun depan kami juga proyeksikan pertumbuhan cuma single digit, sama seperti proyeksi kami hingga akhir tahun,” sambung Presiden Direktur Maybank Indonesia Taswin Zakaria dalam kesempatan serupa.

Target pertumbuhan aset yang mini juga dipasang BUKU 3 lainnya yaitu PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat Banten Tbk (BJBR).

Corporate Secretary Bank BJB Muhammad Asadi Budiman bilang tahun depan perseroan targetkan pertumbuhan aset di kisaran 7%-8%, pertumbuhan kredit di kisaran 10%-11%, dan dana pihak ketiga (DPK) tumbuh 9%-10%.

“Tahun depan kami sudah menyiapkan sejumlah strategi yang sebenarnya mulai dilakukan sejak kuartal III-2019 seperti optimalisasi informasi dan teknologi, reposisi dan reorganisasi bisnis,” katanya saat dihubungi Kontan.co.id.

Adapun nilai aset Bank BJB per September 2019 sebesar Rp 123,56 triliun dengan pertumbuhan 8,30% (yoy) dibandingkan September 2018 senilai Rp 114,08 triliun.

Sementara bank daerah lain di kelas BUKU 3 yaitu PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (BJTM) cukup optimistis pasang target 2020 mendatang.

Baca Juga: Tantangan di segmen kredit ekspor impor masih berat

“Pertumbuhan aset akan mengikuti pertumbuhan kredit yang kami targetkan mencapai 14%, dan DPK sebesar 10%,” kata Direktur Keuangan Bank Jatim Ferdian Satyagraha kepada Kontan.co.id.

Maklum, pertumbuhan aset perseroan pada kuartal III-2019 lalu memang cukup mumpuni sebesar 13,71% (yoy). Dari Rp 63,42 triliun pada September 2018 menjadi Rp 72,12 triliun pada September 2019.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Practical Business Acumen Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×