kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Masih bisa tumbuh walau tipis, ini segmen kredit andalan bank di sisa tahun 2020


Senin, 21 September 2020 / 21:50 WIB
Masih bisa tumbuh walau tipis, ini segmen kredit andalan bank di sisa tahun 2020
ILUSTRASI. Nasabah melakukan transaksi di salah satu anggota bank Himbara di Bintaro Tangerang Selatan, Jumat (18/9). Bank Indonesia mencatat dana pihak ketiga (DPK) perbankan pada Agustus 2020 tumbuh sebesar 11,64 persen secara tahunan (year-on-year/yoy)./pho KONTA


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Laju pertumbuhan kredit perbankan di tengah pandemi Covid-19 makin seret. Catatan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per Juli 2020 total kredit perbankan hanya tumbuh 1,53% secara year on year (yoy) menjadi Rp 5.536,17 triliun.

Melihat kondisi ini, perbankan pun tidak mau ngotot mendorong pertumbuhan kredit. Perbankan memilih untuk lebih selektif mengincar segmen kredit dengan risiko rendah.

PT Bank Mandiri Tbk misalnnya yang mengatakan tahun ini pihaknya hanya berharap kredit tumbuh saja. "Bank Mandiri masih bisa tumbuh positif low singlle digit," terang Sekretaris Perusahaan Bank Mandiri Rully Setiawan kepada Kontan.co.id, Senin (21/9).

Dia menambahkan, pertumbuhan ini mayoritas akan disumbang oleh segmen korporasi dan mikro. Alih-alih untuk tetap bisa mencetak pertumbuhan pihaknya pun sedang aktif mendorong digitalisasi proses pengacuan untuk mempercepat approval kredit.

Baca Juga: Mitigasi risiko akibat pandemi, bank bakal bentuk pencadangan hingga 200%

Misalnya, Aplikasi Mandiri Pintar yang telah diperkenalkan beberapa waktu lalu untuk memangkas proses pengajuan kredit mikro sehingga persetujuan sudah bisa diperoleh maksimal 15 menit sejak permohonan masuk ke sistem Mandiri Pintar. "Hal yang sama juga berlaku di segmen SME Banking (UKM) dan pembiayaan konsumer," pungkasnya.

Di samping itu, bank berlogo pita emas ini tetap akan menyalurkan kredit secara selektif kepada sektor-sektor yang masih punya potensi. Seperti sektor fast moving consumer goods (FMCG), telekomunikasi dan sektor farmasi.

Pun, lantaran menjadi bagian dari implementasi program pemulihan ekonomi nasional (PEN), Mandiri juga ikut menyalurkan kredit produktif ke beberapa segmen usaha lewat penempatan dana sebesar Rp 10 triliun dari pemerintah.

 Hasilnya, per 17 September 2020 Bank Mandiri sudah menyalurkan kredit PEN sebesar Rp 36,8 triliun yang disalurkan kepada hampir 106 ribu debitur. Mayoritas atau 105 ribu debitur diantaranya merupakan pelaku UKM.

Sementara itu, PT Bank BNI Syariah juga hanya mematok pertumbuhan pembiayaan sebesar 2-3% saja di tahun ini. Antara lain dengan fokus ke segmen konsumer yang memang menjadi penyumbang terbesar dalam total protofolio pembiayaan perseroan sejauh ini.

"BNI Syariah akan sangat fokus pada upaya-upaya untuk memitigasi dampak dari pandemi COVID-19 dari sisi keberlangsungan operasional serta kualitas pembiayaan dengan senantiasa menjaga likuiditas," terang Sekretaris Perusahaan BNI Syariah Bambang Sutrisno.

Baca Juga: Pertempuran di era digital, perusahaan konvensional dan start up harus bekerja sama

Dia juga menambahkan, walau tetap menyalurkan kredit pihaknya akan berupaya untuk menjaga rasio NPF ada di level rendah yakni sekitar 3%. Salah satunya dengan fokus pada segmen dengan risiko rendah, selektif dan memperkuat sinergi dengan induk, institusi BUMN hingga Kementerian.

"Kondisi perekonomian di masa pandemi Covid-19 seperti saat ini memang mempengaruhi kinerja industri perbankan," katanya.

Ada juga PT Bank BRI Agroniaga Tbk (BRI Agro) yang maksimal memproyeksi kredit tumbuh sekitar 2%-4% di tahun 2020. Sekretaris Perusahaan BRI Agro Hirawan Nur bilang pihaknya masih optimis bisa menjajal kredit di segmen konsumer dan ritel.

Sebab, hal itu sejalan dengan strategi perusahaan yang ingin menumbuhkan kredit digital lewat aplikasi PINANG. "Maka dari itu, kami berusaha untuk mengoptimalkan segmen tersebut (ritel)," jelasnya.

Di sisi lain, lantaran BRI Agro memang fokus bermain di sektor agrikultur, sektor ini tetaep akan menjadi acuan perseroan. Terutama melirik prospek agribisnis yang cukup baik, yaitu menyumbang 15,46% dari PDB nasional di triwulan II 2020.

"Agrikultur merupakan salah satu sektor yang mampu tumbuh sebesar 2,19% pada kuartal II 2020 menurut BPS (Badan Pusat Statistik)," sambungnya.

Jauh lebih optimistis, PT Bank Mandiri Taspen (Mantap) malah menargetkan kredit bisa tumbuh minimal 23% secara tahunan.

Direktur Utama Bank Mantap Josephus K. Triprakoso bilang sampai dengan pertengahan kuartal III 2020 segmen utama dalam penyaluran kredit perseroan yakni pensiunan masih cukup baik.

Baca Juga: Bank BUMN sambut positif penurunan bunga penempatan dana pemerintah

"Debitur pensiunan maupun ASN yang akan memasuki usia pensiun masih membutuhkan akses pembiayaan yang digunakan untuk memulai usaha maupun memenuhi berbagai kebutuhan," katanya.

Sebagai tambahan informasi saja, data OJK menunjukkan per Juli 2020 terjadi perlambatan di seluruh segmen kredit. Misalnya segmen UMKM hanya naik 1,15%, kemudian komersial tumbuh 0,39%, dan konsumsi 1,54%. Hanya segmen korporasi yang bisa tumbuh di level 3,78%.

Padahal, pada periode tahun 2019 lalu, kredit UMKM bisa tumbuh 6,34%, komersial 5,95%, konsumsi 7,54% serta korporasi naik 12,09% secara tahunan (yoy).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×