Reporter: Umi Kulsum | Editor: Dessy Rosalina
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja perusahaan asuransi umum yang bertengger di Bursa Efek Indonesia (BEI) belum bergairah hingga kuartal ketiga tahun ini. Dari 12 emiten yang telah merilis laporan keuangan, terdapat delapan emiten yang mencetak penurunan kinerja.
Lalu hanya terdapat empat perusahaan yang mampu mencetak pertumbuhan laba. Misalnya saja kenaikan laba PT Lippo General Insurance Tbk (LPGI) mencapai 1.660,72% menjadi Rp 46,73 miliar. Setelah sebelumnya perseroan mencatatkan rugi bersih senilai Rp 2,99 miliar di periode sama tahun lalu.
PT Asuransi Bintang Tbk (ASBI) dan PT Asuransi Dayin Mitra Tbk (ASDM) juga menunjukkan kinerja apik dengan masing-masing mencatatkan pertumbuhan laba bersih sebesar 33,24% dan 25,78% (yoy). Lalu, PT Paninvest Tbk (PNIN), juga mencetak laba bersih mencapai Rp 1,46 triliun atau bertumbuh 10,6% (yoy).
Sementara emiten lain, seperti PT Victoria Insurance Tbk (VINS) mencetak penurunan laba sebesar 42,62% (yoy) menjadi Rp 5,48 miliar.
Laba bersih tiga perusahaan lain, yakni PT Asuransi Kresna Mitra Tbk (ASMI) turun 37,28% yoy , PT Asuransi Jasa Tania Tbk (ASJT) susut 36,56% yoy, dan PT Asuransi Multi Artha Guna Tbk (AMAG) juga terlihat melempem dengan penurunan laba 31,98% secara yoy.
PT Asuransi Ramayana Tbk (ASRM) membukukan penurunan laba periode berjalan sebesar 13,63% (yoy), sedangkan laba bersih PT Asuransi Bina Dana Artha Tbk (ABDA) turun tipis 0,95%. Sementara itu, PT Asuransi Harta Aman Pratama Tbk (AHAP) dan PT Malacca Trust Wuwungan Insurance (MTWI) membukukan rugi bersih senilai Rp 5,60 miliar dan Rp 7,67 miliar.
Direktur Utama ABDA Candra Gunawan mengatakan, penurunan laba bersih tersebut memang masih terhitung wajar alias normal.
Kendati industri asuransi umum masih lesu yang disebabkan oleh melandainya perekonomian dalam negeri namun perseroan masih optimistis bisa mencetak target pertumbuhan laba sampai akhir tahun ini.
"Bisa dibilang klaim kita memang tidak turun karena mungkin faktor kenaikan inflasi, biaya sparepart dan juga tenaga kerja yang menyebabkan laba turun tipis," kata Candra di Jakarta, Selasa (7/11).
Maklum saja, portofolio bisnis ABDA terbesar masih berasal dari segmen asuransi kendaraan bermotor yang menyumbang hampir 80% dari total premi. Hingga akhir tahun ini, ABDA menargetkan pertumbuhan laba sekira 13%-14% dari realisasi tahun lalu yang tercatat Rp 173,48 miliar.
Direktur Utama Malacca Trust Wuwungan Vientje Harijanto menjelaskan, pihaknya berfokus untuk meningkatkan profitabilitas setelah tahun lalu mencatatkan rugi bersih. Tahun ini, perseroan menargetkan kinerja di level konservatif.
Sepanjang 2016 misalnya, perusahaan asuransi umum yang secara resmi melantai di Bursa Efek Indonesia pada 10 Oktober 2017 ini mencatatkan rugi bersih Rp 8,3 miliar.
"Kami realistis di tengah industri yang slow down dan berharap ruginya bisa menurun sekitar Rp 6 miliar di tahun ini," kata Vientje, beberapa waktu lalu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News