kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.690.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.300   35,00   0,21%
  • IDX 6.636   18,15   0,27%
  • KOMPAS100 963   0,22   0,02%
  • LQ45 750   -3,09   -0,41%
  • ISSI 206   1,44   0,70%
  • IDX30 391   -0,88   -0,23%
  • IDXHIDIV20 470   -5,41   -1,14%
  • IDX80 109   -0,01   -0,01%
  • IDXV30 113   0,06   0,05%
  • IDXQ30 128   -0,77   -0,60%

Mayoritas multifinance masih enggan lirik Papua


Jumat, 05 Desember 2014 / 21:47 WIB
Mayoritas multifinance masih enggan lirik Papua
ILUSTRASI. Ikuti tips memasak daging ala chef kelas dunia agar daging yang akan anda masak nantinya jadi selezat buatan restoran.


Reporter: Maggie Quesada Sukiwan | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Tidak seperti pulau Jawa, para pelaku usaha sepertinya masih enggan berekspansi ke Papua, termasuk perusahaan pembiayaan atau multifinance. Berbagai alasan pun dikemukakan oleh pelaku multifinance.

Harjanto Tjitohardjojo, Direktur Mandiri Tunas Finance (MTF) mengatakan, jika memiliki cabang di Papua, maka perseroan akan sulit memonitor pengoperasian cabang tersebut. Meski begitu, MTF tidak menutup kemungkinan jika kelak bakal membuka cabang. “Kemungkinan di tahun 2017,” ujarnya.

Lain lagi menurut PT BCA Finance. Salah satu acuan dalam membuka cabang bagi BCA Finance ada soal ketersediaan SDM.  Itu sebabnya, anak usaha Bank BCA ini belum memiliki kantor cabang di Papua.

“Masih banyak wilayah yang lebih prospektif untuk kami garap,” kata Roni Haslim, Direktur Utama BCA Finance. Oleh karena itu, Roni mengaku pihaknya belum memiliki rencana untuk berekspansi ke pulau cenderawasih tersebut.

Biaya mahal

Tidak demikian bagi PT BFI Finance Indonesia alias BFI Finance. Saat ini, perusahaan pembiayaan yang memiliki market share 2,5-3% tersebut justru sudah memiliki sekitar 6 kantor cabang di Papua. “Ada di Sorong, Merauke, Jayapura, Manokwari, dan sebagainya. Lima atau enam cabang,” ujar Sudjono, Direktur BFI Finance.

Sebagai salah satu perintis multifinance di Papua, Sudjono menuturkan memang ada beberapa tantangan yang dihadapi jika mendirikan kantor cabang di Papua.

Biaya operasional misalnya. Sudjono membandingkan untuk membuka sebuah kantor cabang di wilayah Timur akan membutuhkan dana sekitar Rp 800 juta di mana jumlah ini sudah termasuk kebutuhan kantor, investasi, dan uang sewa tempat selama 5 tahun.

Sedangkan perseroan hanya membutuhkan dana sekitar Rp 500 juta untuk kriteria yang sama jika membangun outlet di pulau Jawa. “Sekali kunjungan ke tiga kantor cabang di Papua saja bisa habiskan puluhan juta, sudah seperti ke Australia,” katanya.

Oleh karena itu, lanjut Sudjono, sistem kerja yang benar disertai dengan aturan yang tepat harus dilakukan pihaknya untuk menyiasati tantangan-tantangan yang muncul. “Kami juga harus menyesuaikan dengan adat istiadat setempat,” imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES) Brush and Beyond

[X]
×