kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

BRI sasar pasar Timor Leste dan Papua Nugini


Rabu, 22 Oktober 2014 / 21:35 WIB
BRI sasar pasar Timor Leste dan Papua Nugini
ILUSTRASI. 5 Kebiasaan yang Menyebabkan Bulu Mata Rontok.


Reporter: Dea Chadiza Syafina | Editor: Uji Agung Santosa

JAKARTA. PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) Tbk membuka peluang untuk membuka cabang di negeri tetangga yaitu Timor Leste dan Papua Niugini. Direktur Utama BRI Sofyan Basir mengungkapkan, BRI dalam waktu yang tidak lama lagi akan membuka kantor cabang di Timor Leste.

Hal ini lantaran telah ada pembicaraan serius mengenai investasi perbankan di Timor Leste. "Yang agak serius adalah di Timor Leste. Perwakilan negara Timor Leste sudah datang berkunjung ke BRI untuk mengajukan kerja sama disana. Dan nanti kami akan mengadakan kunjungan ke Timor Leste," ucap Sofyan di Jakarta, Rabu (22/10).

Timor Leste menjadi negara yang potensial sebagai basis bisnis BRI, karena ketika negara tersebut masih berada dalam naungan Negara Kesatuan Republik Indonesia, BRI telah memiliki kantor cabang disana. Sehingga, tidak perlu membangun kantor baru lagi.

Selain itu, kata Sofyan, bank dengan kode saham BBRI juga tengah menjajaki kemungkinan untuk membuka kantor cabang di Papua Niugini. Menurut Sofyan, pihaknya akan mencari tahu potensi bisnis yang ada di negara tersebut.

"Nanti kami akan mengadakan kunjungan ke Papua Niugini dan akan mencari tahu potensi bisnis disana," katanya.

Meski begitu, BRI tidak melupakan potensi bisnis di wilayah NKRI. Menurut Sofyan, pihaknya juga fokus untuk mengembangkan bisnis di Papua. Hal ini lantaran menurut Sofyan, basis bisnis BRI di Papua masih belum dioptimalkan.

"Papua menjadi sasaran kami lebih dulu. Alangkah lebih baik kalau kami mengembangkan dan mengutamakan basis bisnis domestik. Ini karena Papua masih banyak bolong. Meski kepadatan penduduknya kecil, tapi bukan berarti kami melupakan dan tidak ada potensi disana," ujar Sofyan.

Sebelumnya, Perdana Menteri Papua Niugini Peter O'Neill mengadakan pertemuan dengan Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta, kemarin (21/10).

Dalam pertemuan yang berlangsung sekitar 30 menit itu, kedua kepala negara membahas mengenai peluang investasi hingga masalah perbatasan. Perdana Menteri Papua Niugini meminta banyak bank dapat membuka kantor cabang di negara tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×