kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Melihat Komitmen Para Pemilik Lama Bank Bermodal Mini


Jumat, 02 Desember 2022 / 09:54 WIB
 Melihat Komitmen Para Pemilik Lama Bank Bermodal Mini
ILUSTRASI. Bank Ganesha bakal lakukan rights issue


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank-bank bermodal minim sedang berkejaran dengan waktu memenuhi ketentuan modal inti. Di akhir November, sejumlah bank yang memilih jalan rights issue maupun private placement sudah mendapat persetujuan regulator untuk mengeksekusi rencananya.

Dari 17 bank yang belum memenuhi ketentuan modal inti, ada yang penambahan modalnya akan disokong investor baru. Namun, tak sedikit pemilik lama yang juga berkomitmen mempertahankan banknya.

Namun, proses penambahan modal yang sedang dijalankan beberapa bank masih harus dicermati. Apakah bank bisa sepenuhnya memenuhi aturan modal inti sebelum 2022 berakhir lewat proses itu?

PT Bank Ganesha Tbk (BGTG) misalnya akan melakukan rights issue dengan target dana Rp 900 miliar. Modal intinya per Juni 2022, baru Rp 2,1 triliun.

Mengutip prospektus yang diterbitkan, Kamis (1/12),  Equity Development Investmen selaku pemegang saham pengendali menyatakan tidak akan menyerap semua haknya. Tidak ada pula investor yang akan bertindak sebagai pembeli siaga dalam rights issue ini. Artinya, jika seluruh saham tidak diserap maka pemenuhan modal inti Rp 3 triliun terancam tak tercapai tahun ini.

Baca Juga: Perbankan Siap Optimalkan Pembiayaan Ekosistem Kendaraan Listrik

Pemilik saham Bank Ganesha terdiri dari PT Equity Development Investment Tbk dengan porsi 50,61%, Equity Global International Limited 14,57%, UOB Kay Hian Pte Ltd 8,43%, dan publik 26,39%.

Sementara pemilik lama yang masih berkomitmen pada banknya datang dari Bank Capital Indonesia (BACA).  Danny Nugroho melalui perusahaannya, PT Capital Global Investama (CGI) akan menyuntik modal bank ini lewat private placement sebesar Rp 1,3 triliun. Ia akan menyerap 12,87 miliar saham yang akan diterbitkan di harga Rp 101 per saham.

CGI merupakan pengendali saham Bank Capital dengan kepemilikan saham 28,67%. Selebihnya dimiliki masyarakat 61l,83% dan dan KPD Simas Equity Fund,  9,5%. Setelah private placement tersebut, CGI akan menggenggam 74,7% saham BACA.

Pemilik lama PT Krom Bank Indonesia Tbk (BBSI) juga berkomitmen tetap memiliki saham bank tersebut meski kini sudah tidak jadi pengendali.  Bank yang dulunya bernama Bank Bisnis ini akan melakukan rights issue dengan target dana Rp 911,3 miliar. Adapun modal intinya per September 2022 baru Rp 2,13 triliun.

Pengendali BBSI ini adalah PT FinAccel Teknologi Indonesia (FTI) atau induk fintech Kredivo dengan porsi saham 75%. Namun, FTI hanya akan menyerap seluruh haknya dalam rights issue itu yakni sekitar Rp 683 miliar. Pemegang saham lainnya Sundjono Suriadi dengan kepemilikan 4,91%, SLI 4,26%, PT Sun Antarnusa dengan porsi 4,17% juga akan mengeksekusi haknya.

Baca Juga: Kredit Menggeliat, Pendapatan Bunga Bersih Perbankan Meningkat

Sebelumnya, FTI sudah berkomitmen jadi pembeli siaga namun batal. Gantinya, pemegang saham lama yakni PT Sun Land Investama (SLI) dengan kepemilikan 4,26% saat ini akan menggantikannya sebagai standby buyer. Ini menandakan pemenuhan modal inti bakal tercapai tahun ini.

Pemilik lama PT Bank Bumi Arta Tbk (BNBA) juga berkomitmen menambah modal di bank ini sesuai haknya lewat rights issue yang akan digelar Desember ini meskipun sudah tak lagi pengendali.  Perseroan membidik dana rights issue Rp 828,5 miliar  untuk menambah modal inti.

Ajaib Group PT Takjub Finansial Teknologi (TFT)  merupakan pemilik saham baru dengan kepemilikan saham terbesar yakni 40%. Namun, fintech ini rupanya hanya berkomitmen mengeksekusi sebagian haknya di rights issue BNBA.

Sedangkan pengendali lama yakni PT Surya Husada Investement (SHI) dengan porsi saham saat ini 25,45%, PT Dana Graha Agung (DGA) 15,27%, dan  PT Budiman Kencana Lestari (BKL) 10,18%, menyatakan akan menyerap seluruh haknya pada rights issue ini. SHI dan DGA juga akan bertindak sebagai Pembeli Siaga.

 

Salim Group lewat PT Indolife Pensiontama sebagai pengendali Bank Ina (BINA) siap menambah modal bank tersebut sesuai porsi kepemilikan sahamnya saat ini sebesar 22,47%.

BINA akan rights issue dengan menargetkan dana segara Rp 1,2 triliun. Namun, kekurangan modal inti bank ini sebetulnya hanya sekitar Rp 680 miliar. "Right issue kami ini paling lambat digelar pada pertengahan Desember," kata Daniel Budirahaju Direktur Utama Bank Ina.

Adapun Bank Maspion (BMAS) dipastikan sudah memenuhi modal inti minimum setelah merampungkan rights issue di akhir November lalu. Penguatan modalnya bersumber dari investor

Kasikorn Vision Financial (KVF) memborong 4,04 miliar saham rights issue di harga Rp 410 atau senilai Rp 1,6 triliun.

Per September 2022, modal intinya BMAS tercatat Rp 1,5 triliun. Sebelum rights issue, KVF terlebih dahulu mencaplok 40% saham BMAS dari Group Maspion sebagai pengendali lama dengan nilai Rp 1,53 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×