kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.924.000   -16.000   -0,82%
  • USD/IDR 16.295   0,00   0,00%
  • IDX 7.069   24,22   0,34%
  • KOMPAS100 1.030   7,41   0,72%
  • LQ45 797   1,70   0,21%
  • ISSI 227   3,06   1,37%
  • IDX30 416   -0,15   -0,04%
  • IDXHIDIV20 488   -3,49   -0,71%
  • IDX80 116   0,79   0,69%
  • IDXV30 119   1,25   1,05%
  • IDXQ30 135   -0,96   -0,71%

Membandingkan Persaingan Bisnis Pembiayaan Komsumtif Fintech, Paylater & Kartu Kredit


Minggu, 01 Juni 2025 / 23:15 WIB
Membandingkan Persaingan Bisnis Pembiayaan Komsumtif Fintech, Paylater & Kartu Kredit
ILUSTRASI. Kini, masyarakat dapat mengajukan kartu kredit BRI secara online langsung melalui website resmi BRI.


Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Noverius Laoli

Selain itu, kata Huda ada dorongan sisi konsumtif anak muda, terutama di tahun 2021-2022. Mereka menganut konsep YOLO, dimana selama masih hidup, mereka menikmati hidup sesuai keinginan dengan mereka.

"Terbukti di periode 2021-2022, pembiayaan pindar yang ditujukan ke anak muda meningkat relatif tajam. Pada saat itu, kebutuhan konsumtif juga sangat tinggi, termasuk untuk membeli tiket konser dan sebagainya," ujarnya.

PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) mencatat pertumbuhan transaksi kartu kredit sebesar 23% secara tahunan (year-on-year/yoy) hingga Maret 2025. Saat ini, jumlah kartu kredit Bank Mandiri yang beredar di masyarakat telah mencapai 2 juta unit.

Senior Vice President Credit Card Bank Mandiri, Agus Hendra Purnama, memproyeksikan pertumbuhan transaksi kartu kredit akan terus berlanjut dan diperkirakan mencapai 30% sepanjang tahun ini.

Baca Juga: Bisnis Kartu Kredit Perbankan Tumbuh Subur

Di sisi lain, sejak diluncurkan pada akhir tahun 2023, layanan Livin' Paylater terus menunjukkan perkembangan positif. Corporate Secretary Bank Mandiri M. Ashidiq Iswara menambahkan, hingga kuartal I 2025, volume transaksi Livin' Paylater telah tumbuh signifikan dengan rata-rata peningkatan bulanan dua digit.

"Dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, terjadi pertumbuhan frekuensi transaksi lebih dari 2,8 kali lipat, mencerminkan tingginya animo dan kepercayaan nasabah terhadap layanan ini, dengan kualitas kredit yang membaik, tercermin dari jumlah pengguna naik 2,3 kali lipat secara tahunan pada periode yang sama," ungkap pria yang akrab disapa Ossy ini.

Saat ini, jumlah pengguna aktif Livin' Paylater juga telah menembus lebih dari 160.000 nasabah, dengan dominasi berasal dari segmen milenial dan urban digital-savvy.

Pihaknya melihat tren penggunaan Livin' Paylater yang terus meningkat secara konsisten dari waktu ke waktu, khususnya pada kategori transaksi e-commerce & groceries. Hal ini sejalan dengan pergeseran perilaku konsumen ke arah digital dan meningkatnya preferensi terhadap opsi pembiayaan fleksibel.

"Ke depan, kami optimistis pertumbuhan ini akan berlanjut dengan momentum yang positif, seiring dengan strategi kami memperluas kerja sama dengan berbagai mitra serta peningkatan kapabilitas fitur di Livin’ by Mandiri," ungkapnya.

Sementara bisnis kartu kredit di PT Bank Central Asia Tbk (BCA) juga terlihat tumbuh hingga kuartal l tahun ini.

Baca Juga: BPD Melihat Peluang Bisnis Kartu Kredit Pemerintah Cukup Besar

EVP Corporate Communication and Social Responsibility BCA, Hera F. Haryn mengatakan, nilai transaksinya tumbuh 9% YoY menjadi Rp 32 triliun. Dengan total outstanding meningkat 13,9% YoY menjadi sebesar Rp 23,3 triliun.

Adapun, jumlah kartu kredit yang beredar saat ini kata Hera telah mencapai 4,91 juta.

Di saat yang sama, sejak diluncurkan pada Oktober 2023, BCA melihat animo yang tinggi dari masyarakat terhadap Paylater BCA. Hingga kuartal I 2025, outstanding Paylater BCA mencapai Rp 356 miliar atau naik sekitar 96% yoy.

"NPL Paylater juga BCA tetap terjaga baik, seiring komitmen BCA dalam penyaluran kredit yang pruden, sekaligus mempertimbangkan prinsip-prinsip kehati-hatian dengan penerapan manajemen risiko yang disiplin," ungkap Hera.

Pihaknya pun berharap transaksi menggunakan Paylater BCA dapat mencatatkan pertumbuhan positif pada 2025.

Adapun PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) mencatat kenaikan frekuensi transaksi kartu kredit hanya sebesar 7% secara tahunan per April 2025. Volume transaksinya juga meningkat 1% YoY dibanding April tahun sebelumnya.

General Manager Bisnis Kartu BNI, Grace Situmeang, menerangkan, pertumbuhan ini didorong oleh penajaman segmentasi nasabah sehingga kartu kredit yang ditawarkan menjadi lebih relevan dengan karakteristik mereka.

Baca Juga: Bisnis Kartu Kredit Non Bank Diprediksi Terus Tumbuh pada 2025, Ini Penyebabnya

Selain itu, kampanye berbasis transaksi serta promosi di sektor travel, gaya hidup, dan e-commerce juga turut mendorong peningkatan penggunaannya. 

Hal ini menurut Grace juga diperkuat oleh perluasan kerja sama BNI dengan berbagai merchant dan meningkatnya digitalisasi transaksi kredit lewat QR Code Indonesian Standard (QRIS).

“Kami melihat adanya pergeseran perilaku transaksi masyarakat ke arah pembayaran nontunai sebagai pendorong utama,” terang Grace.

Meski begitu, Grace mengaku ada kenaikan rasio kredit macet atau non performing loan (NPL) kartu kredit BNI kendati tak disebutkan angkanya. Menurut dia, kenaikan ini terjadi akibat perubahan pola konsumsi dan kemampuan bayar nasabah. Maklum, Indonesia menurutnya belum juga lepas dari tekanan perekonomian nasional.

“Meski demikian, kami tetap menjaga agar kualitas portofolio kredit berada dalam batas yang sehat melalui penguatan manajemen risiko, pemantauan berkala terhadap nasabah berisiko, serta penerapan kebijakan mitigasi yang lebih responsif dan selektif dalam penyaluran kredit,” ujar Grace.

Dengan demikian, Grace tetap optimitis bisnis kartu kredit BNI bakal terus berkembang hingga akhir 2025, seiring dengan layanan kartu kredit BNI yang terdigitalisasi.

Sementara PT Allo Bank juga mencatat jumlah aplikasi PayLater yang masuk terus meningkat dengan total kredit yang disalurkan naik lebih dari 200% hingga kuartal I-2025. 

Direktur Utama Allo Bank Indra Utoyo mengatakan, sejak diluncurkan, Allo Bank PayLater menunjukkan pertumbuhan yang cukup baik dari sisi nasabah maupun volume transaksinya walaupun saat ini berada di tengah kondisi makro ekonomi yang penuh tantangan.

Baca Juga: Bisnis Kartu Kredit Perbankan Masih Menjanjikan Meski Ada Paylater

Dari sisi jumlah nasabah, sejak diluncurkan pada 20 Mei 2022 hingga Mei 2025, Allo Bank memiliki lebih 12 juta nasabah di seluruh Indonesia yang menawarkan beragam produk perbankan berbasis digital. 

"Bila melihat trend pertumbuhan PayLater yang cukup baik pada tahun 2024, tentunya kami berkeinginan untuk melanjutkan momentum pertumbuhan ini sepanjang tahun 2025," katanya.




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Banking Your Bank

[X]
×