kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.464.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.704   22,00   0,13%
  • IDX 8.686   36,81   0,43%
  • KOMPAS100 1.194   2,51   0,21%
  • LQ45 854   1,47   0,17%
  • ISSI 310   2,31   0,75%
  • IDX30 438   -2,03   -0,46%
  • IDXHIDIV20 505   -3,69   -0,72%
  • IDX80 134   0,58   0,44%
  • IDXV30 139   0,23   0,16%
  • IDXQ30 139   -0,99   -0,71%

Menakar Kinerja Perbankan pada Akhir Tahun 2025


Selasa, 16 Desember 2025 / 21:20 WIB
Menakar Kinerja Perbankan pada Akhir Tahun 2025
ILUSTRASI. Target perbankan tampaknya tak bakal sepenuhnya tercapai di akhir tahun 2025 lantaran kondisi makro ekonomi yang belum kondusif.(KONTAN/Cheppy A. Muchlis)


Reporter: Lydia Tesaloni | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Target-target perbankan tampaknya tak bakal sepenuhnya tercapai di akhir tahun 2025 lantaran kondisi makro ekonomi yang belum kondusif. Kondisi itu sudah tercermin pada laporan keuangan bulan-bulan terakhir kuartal IV. 

Mari menengok kondisi dua bank besar yang sudah merilis laporan keuangan bulan November 2025, yakni Bank Mandiri dan Bank Central Asia (BCA). Bank Mandiri mencatatkan kinerja yang cukup baik dengan pertumbuhan kredit sebesar 13,1% secara tahunan (year-on-year/YoY). Hasil itu melampaui target pertumbuhan 8%–10% yang dipasang bank untuk tahun penuh 2025. 

Seiring pertumbuhan kredit, bank mencatatkan penurunan rasio kredit macet ke level 0,99%. Sebagai perbandingan, pada September 2025 posisinya masih di 1,03%. 

Namun begitu, laba bersih tahun berjalan bank tergelincir 6,41% YoY menjadi Rp 44,15 miliar. Jika ditilik, ini sejalan dengan peningkatan beban operasional sebesar 37,35% YoY menjadi Rp 44,31 triliun.

Baca Juga: Bank Neo Commerce (BBYB) Belum Buka Opsi Merger Meski KBMI I Akan Dihapus OJK

Meski begitu, Direktur Finance and Strategy Bank Mandiri Novita Widya Anggraini mengaku pertumbuhan dua digit untuk penyaluran kredit dan dana pihak ketiga (DPK) masih bisa dipertahankan bank hingga akhir tahun. 

“Kami melihat prospek ekonomi nasional yang tetap terjaga sebagai peluang untuk mempertahankan kinerja yang solid,” kata Novita, Senin (15/12/2025). 

Sementara itu, penyaluran kredit BCA per November 2025 mencapai Rp 921,20 triliun. Capaian ini memang masih tumbuh 5,18% YoY. Namun, posisi itu masih di bawah target pertumbuhan 6%–8% yang dipasang bank untuk tahun penuh 2025. 

EVP Corporate Communication & Social Responsibility BCA Hera F Haryn menyebut, hasil itu pada dasarnya tak lepas dari kondisi makro ekonomi nasional. “Pada prinsipnya, pertumbuhan kredit akan sejalan dengan kondisi perekonomian,” katanya. 

Hingga akhir tahun nanti, Hera bilang BCA masih optimistis target tercapai. Dalam hal ini, ia memastikan bank menyalurkan kredit yang berkualitas ke berbagai segmen dan sektor secara pruden sembari tetap penerapan manajemen risiko yang disiplin.

Sementara itu, dari segi profitabilitas, NIM bank dalam periode ini ada di level 5,7%. Namun, Hera menegaskan bahwa NIM hanyalah satu dari berbagai komponen indikator profitabilitas. Toh, laba bersih bank masih berhasil tumbuh 4,35% YoY menjadi Rp 52,67 triliun. 

Nah, jika dua bank tadi memilih tak merevisi target, CIMB Niaga mengambil langkah yang lebih hati-hati. Presiden Direktur CIMB Niaga Lani Darmawan mengaku pihaknya menurunkan target pertumbuhan kreditnya dari yang semula di rentang 6–8% menjadi di bawah 5% untuk tahun penuh 2025. 

Padahal, jika menengok laporan keuangan bulan Oktober saja, pertumbuhan kredit masih relatif baik di level 7,98% YoY. 

Baca Juga: Bank Neo Commerce (BBYB) Belum Buka Opsi Merger Meski KBMI I Akan Dihapus OJK

“Guidance kami tahun ini pertumbuhan kredit akan lebih rendah di bawah 5% sehubung lesunya demand di market dari semua segmen,” ungkap Lani. 

Meski begitu, Lani memastikan target NIM di level 3,9% yang sejak awal dipasang untuk tahun penuh 2025 tak diubah, sejalan dengan target NPL di bawah 2%. Dengan begitu, pihaknya mencoba melindungi profit agar tak tergerus dalam di tengah ketidakpastian ekonomi. 

Untuk diketahui, per Oktober 2025 laba bersih tahun berjalan CIMB Niaga masih berhasil tumbuh 6,44% YoY menjadi Rp 5,77 triliun. 

Tak cuma dari bank berkapitalisasi pasar besar, langkah konservatif juga diambil Bank Neo Commerce. Bank digital dengan modal inti sebesar Rp 4 triliun ini mencatatkan penyaluran kredit sebanyak Rp 7,2 triliun per November 2025, turun 15,29% YoY. Direktur Bisnis Bank Neo Commerce Aditya Windarwo menyebut, penurunan ini merupakan implikasi dari pengetatan penyaluran kredit yang dilakukan bank. 

Pun hingga akhir tahun, bank melihat penyaluran kredit masih di kisaran Rp 7 triliun. Secara keseluruhan, Adit menilai kinerja sejauh ini telah mencerminkan kinerja akhir tahun bank nanti. 

Menurut Advisor Banking & Finance Development Center Moch Amin Nurdin, secara umum kinerja di bulan November memang menjadi cerminan kinerja akhir tahun perbankan karena biasanya sudah ditetapkan sebagai sebuah prognosa pencapaian hingga akhir tahun. 

Baca Juga: Perbankan Siapkan Strategi Menjaring Dana Murah di Tengah Tren Kenaikan Biaya Dana

“Sehingga tidak akan berbeda secara signifikan,” sebut Amin. 

Secara umum, Amin menilai berbagai indikator kinerja keuangan yang telah dipasang bank memang tak bakal kesemuanya tercapai. Bank-bank besar tetap banyak diuntungkan oleh kecukupan modal untuk melakukan ekspansi serta loyalitas nasabah. Hanya saja, efisiensi dan pengelolaan risiko, dalam hal ini terkait kredit, tetap memainkan peran penting untuk menakar kinerja perbankan akhir tahun nanti.

Lebih lanjut, Amin menilai tahun 2026 juga tak mudah. “Secara jangka pendek, 2026 tak semudah 2025,” katanya. 

Namun begitu, ia melihat bank bakal sudah lebih siap setelah melewati kondisi 2025.

“Sehingga pasti akan ada perbaikan, strategi akan mereka sesuaikan. Tahun 2026 diyakini akan lebih baik,” pungkasnya. 

Selanjutnya: Prabowo Targetkan 2.500 Dapur MBG Beroperasi di Papua pada 17 Agustus Tahun Depan

Menarik Dibaca: Jadwal Puskas Award 2025: Rizky Ridho Menang? Klik Link Live Streaming di Sini

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi, Tips, dan Kertas Kerja SPT Tahunan PPh Coretax Orang Pribadi dan Badan Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM)

[X]
×