Reporter: Arif Ferdianto | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Teka-teki bank merger masih menjadi misteri di dunia perbankan Tanah Air hingga masuk bulan kedua tahun 2023 ini. Sebelumnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyatakan akan ada dua bank swasta yang bakal merger untuk memenuhi ketentuan modal inti minimum Rp 3 triliun.
OJK memastikan bank yang akan merger ini dalam rangka memenuhi modal inti minimun Rp 3 triliun dan diharapkan meningkatkan kinerjanya.
“Buat bank ‘size is matter’, semakin bank besar, maka dia akan semakin efisien,” ujar Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae kepada Kontan.co.id, Selasa (14/2).
Beberapa bank swasta diketahui dengan tegas membantah isu-isu akan melakukan merger, dan ada juga yang tidak merespon terkait prahara ini.
Baca Juga: Bank MNC Akan Merger untuk Naik Kelas Jadi KBMI 2?
PT Bank Jtrust Indonesia Tbk (BCIC) misalnya, di tahun semester I tahun ini bakal melakukan penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) alias rights issue pada paruh pertama tahun ini.
Rights issue ini merupakan proses lanjutan yang harus dilakukan perseroan untuk merealisasikan setoran modal dari pemegang saham pengendali pada Desember 2022. Injeksi modal dilakukan dalam rangka menenuhi ketentuan modal inti minimum sebesar Rp 3 triliun.
Direktur Keuangan dan Perencanaan Bank Jtrust, Helmi A Hidayat menegaskan, aksi korporasi ini hanya untuk mengkonversi setoran modal menjadi saham. Dalam rencana bisnis Bank JTrust belum ada keinginan untuk melakukan merger.
Adapun tambahan modal yang sudah disetor oleh pengendali saham Bank Jtrus mencapai Rp 1 triliun. "Perusahaan belum berencana melakukan merger. Freshmoney yang sudah disetor pemegang saham pengendali mencapai Rp 1.001.860.000.000." ungkap Helmi pada Kontan.co.id, Selasa (14/2).
Berdasarkan prospektus rights issue-nya, Bank J Trust akan rights issue dengan menerbitkan sebanyak-banyaknya 10 miliar saham seri C dengan nilai nominal Rp 100 per saham. Rencana tersebut akan dimintakan persetujuan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar (RUPSLB) bank JTrust Indonesia yang akan dilaksanakan pada 3 Maret 2023.
“Modal inti (Bank JTrust) akhir Desember 2022 unaudited sebesar Rp. 3.095.542 juta,” tambah Helmi.
Baca Juga: Ramai Dikabarkan Lebur dengan MNC Bank (BABP), Bank Nobu: Tidak Ada Arahan Merger
PT Bank Nationalnobu Tbk (NOBU) ramai diisukan akan melakukan merger dengan PT Bank MNC Bank Internasional Tbk (BABP). Isu ini pun dibantah secara tegas oleh manajemen Bank Nobu.
Sekretaris Perusahaan Bank Nobu Mario Satrio menyatakan telah memiliki rencana aksi korporasi untuk memenuhi modal inti itu dan telah berkoordinasi dengan OJK.
“Saat ini, perseroan tengah menyelesaikan tahapan rights issue II. Perseroan tidak menerima arahan melakukan merger untuk memenuhi ketentuan modal inti bank,” tulisnya, mengutip keterbukaan informasi, Senin (13/2).
Memang, Bank Nobu tengah melakukan rights issue dengan merilis 681,81 juta lembar saham dengan nilai nominal Rp 100 yang mewakili sebanyak-banyaknya 12,90% dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah PMHMETD II.
Adapun harga pelaksanaan dari aksi ini mencapai Rp 592 setiap saham. Sehingga Bank Nobu akan meraih dana rights issue sebanyak-banyaknya Rp 403,63 miliar dari aksi korporasi ini.
Saham Baru yang ditawarkan dalam rangka PMHMETD II dengan menerbitkan HMETD ini seluruhnya adalah saham yang dikeluarkan dari portepel Perseroan dengan nilai nominal Rp 100 setiap saham.
Baca Juga: Aset Bank Syariah Indonesia (BRIS) di Regional Aceh Capai Rp 18,32 Triliun di 2022
Sebaliknya, PT Bank MNC Internasional Tbk (BABP) bank milik pengusaha Hary Tanoesoedibjo ini membantah bakal merger dengan Bank Nobu. Bank MNC menyebut telah memenuhi aturan modal inti di akhir tahun lalu.
"Modal inti bank per 31 Desember 2022 sudah memenuhi ketentuan sesuai peraturan OJK 12/POJK.03/2020," tulis Heru Sulistiadhi, Sekretaris Perusahaan Bank MNC dalam tanggapan atas pertanyaan Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (10/2).
Dalam keterbukaan informasi yang sama, Bank MNC mengatakan OJK tidak mengarahkan perseroan untuk merger. Namun, keputusan merger adalah kesepakatan para pihak dalam rangka meningkatkan kapasitas menjadi bank dengan modal inti Rp 6 triliun dengan kategori Kelompok Bank Modal Inti (KBMI) 2.
Kontan.co.id telah mencoba mengkonfirmasi terkait hal ini kepada Heru Sulistiadhi. Namun, belum mendapatkan jawaban hingga artikel ini diturunkan.
Baca Juga: Hilirisasi Indonesia Menghadapi Sejumlah Tantangan, Ini Saran Ekonom
Sementara itu, PT Bank SBI Indonesia menyatakan juga telah memenuhi modal inti minimum dan telah mendapat persetujuan yang diperlukan dari regulator untuk penyertaan modal oleh SBI.
Direktur Utama SBI Indonesia Akash Shambhu Damniwala menyatakan, ke depan pihaknya juga berencana untuk mengakuisisi saham di perusahaan multi finance untuk mengembangkan pertumbuhan bisnis di sektor lainnya.
“Bank SBI Indonesia berkomitmen untuk tetap berada di Indonesia dan berharap untuk mengakuisisi bank berukuran serupa dengan keuangan yang baik dan dengan pertumbuhan yang anorganik,” pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News