Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menjadi salah satu grup besar di industri keuangan, menganalisis prospek kinerja anak usaha tentu dilakukan secara berkala. Itu pun dilakukan PT Bank Mandiri Tbk yang baru-baru ini melepas semua kepemilikan sahamnya di bisnis asuransi umum.
Seperti diketahui, bank berlogo pita emas ini melakukan divestasi kepemilikan sahamnya di PT AXA Insurance Indonesia. Bank Mandiri melepas 20% saham di perusahaan asuransi yang dulunya bernama PT Mandiri AXA General Insurance.
Langkah Bank Mandiri melakukan divestasi di perusahaan joint venture dengan perusahaan asuransi asal Paris ini bukan yang pertama kali. Pada November 2018, Bank Mandiri telah melepas 40% kepemilikan sahamnya di AXA Insurance.
“Setelah dilakukan pengalihan saham tersebut, maka selanjutnya perseroan tidak lagi memiliki saham di AXA Insurance Indonesia,” ujar Corporate Secretary Bank Mandiri Rudi As Aturridha.
Baca Juga: Lepas Semua Saham di AXA Insurance, Bank Mandiri Tetap Kerjasama Bancassurance
Rudi bilang langkah ini merupakan bagian strategi dari grup dalam memperkuat konsolidasi perusahaan anak di grup Bank Mandiri. Harapannya, untuk mendapatkan hasil investasi yang optimal.
“Kami akan selalu melihat potensi dan peluang bisnis yang dapat dikembangkan baik melalui kolaborasi antar perusahaan maupun dengan perusahaan induk,” ujarnya.
Sayangnya, Rudi tak menyebutkan apakah ini berarti Bank Mandiri Grup akan benar-benar melepas bisnis industri asuransi umum atau bakal masuk lagi dengan mengakuisisi perusahaan lainnya.
Setidaknya, saat ini Bank Mandiri masih memiliki dua perusahaan asuransi yakni AXA Mandiri Financial Services dan Mandiri Inhealth.
Pada periode Juni 2023, AXA Mandiri Financial Services (AMFS) masih mencatat pendapatan Rp 2,9 triliun atau naik 18% secara tahunan. Sementara, Mandiri Inhealth mencatat pendapatan Rp 1,5 triliun atau naik 14,3%.
Secara return on equity (ROE), pertumbuhan bisnis dua perusahaan asuransi memang tumbuh tipis pada periode tersebut. ROE AMFS hanya tumbuh 3,7% di level 39,1% dan Mandiri Inhealth tumbuh 0,7% menjadi sekitar 12,4%.
Meski demikian, kontribusi laba AMFS terhadap grup merupakan yang terbesar kedua setelah PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI). Laba AMFS yang diatribusikan ke grup senilai Rp 350 miliar.
Rudi juga memastikan bahwa meskipun Bank Mandiri melepas kepemilikan sahamnya di AXA Insurance Indonesia, bukan berarti melepas juga semua kerjasama bancassurance dengan perusahaan asuransi tersebut.
Sebagai informasi, pendapatan Bank Mandiri yang berasal dari komisi bancassurance di periode separuh pertama tahun ini mengalami penurunan. Dari senilai Rp 77 miliar di semester pertama 2022 menjadi Rp 44,7 miliar di semester pertama tahun ini.
Baca Juga: Bank Mandiri (BMRI) Divestasi Seluruh Saham di AXA Insurance Indonesia
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News