Reporter: Arif Ferdianto | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asuransi Jagadiri menargetkan pendapatan premi di tahun 2023 sebesar Rp 40 miliar. Namun, berdasarkan laporan keuangan perusahaan, pendapatan premi Jagadiri turun 12,86% secara tahunan menjadi Rp 21,62 miliar di Agustus 2023.
“Kami targetkan Rp 40 miliar. Kalau dibandingkan dengan capaian di tahun 2022 mungkin tumbuh sekitar 3%-5%. Sekarang kami masih on track target satu tahun,” kata Direktur Keuangan Asuransi Jagadiri, Budi Darmawan, Jumat (8/9).
Budi menjelaskan bahwa di tahun 2023 kondisi baru kembali normal dari pandemi. Menurutnya, jika melihat rencana bisnis di awal tahun ini nasabah baru kembali melakukan aktivitas penuh dan pembelian produk asuransi.
“Tahun 2021 dan 2022 kami mulai melakukan pembenahan, jumlah telemarketing turun dari 100 menjadi di bawah 50. Kami latih telemarketing agar mereka bisa melakukan penawaran produk dengan customer centric, mencari kebutuhan nasabah seperti apa. Proses ini kami lakukan sejak awal 2023,” jelasnya.
Baca Juga: OJK Sebut Belum Ada Permintaan Perusahaan Asuransi Syariah BUMN untuk Konsolidasi
Dia bilang, dengan jumlah telemarketing yang mulai naik pihaknya melihat sedikit peningkatan pada pendapatan premi. Budi meyakini di semester II tahun ini premi akan mulai meningkat.
“Jadi penurunan (premi) ini karena adanya pengembangan dan pembenahan di pondasinya kita,” terang Budi.
Budi menambahkan, capital expenditure (Capex) alias belanja modal Asuransi Jagadiri terbilang kecil. Namun, dia menyebut pihaknya tengah fokus merevisi dari sisi human resource seperti telemarketing, bahan-bahan pelatihan, hingga skrip penawaran.
“Capex-nya untuk tahun ini kecil gak lebih besar dari Rp 10 miliar,” tambah dia.
Sementara itu, Asuransi Jagadiri masih menorehkan rugi sebesar Rp 19,64 miliar pada Agustus 2023, rugi tersebut meningkat dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp 13,19 miliar.
Baca Juga: Kasus Jiwasraya Tak Kunjung Beres, Ini Kata OJK
Budi menuturkan, pihaknya bakal terus memperbaiki kinerja melalui rencana bisnis ke depannya. Menurutnya, saat ini banyak perubahan kondisi pasar sehingga perusahaan perlu membenahi rencana bisnis.
“Ini yang membuat saya saat ini belum bisa sebutkan kapan akan berbalik (laba) mungkin kita bisa lihat dalam waktu dua bulan ke depan ketika rencana bisnis itu sudah kita revisi kembali,” tuturnya.
Adapun dari tingkat kesehatan, asuransi milik Salim Group ini tercatat punya risk based capital (RBC) mencapai 940,66% pada Agustus 2023. Ini melawati batas minimum Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang sebesar 120%.
Selain itu, rasio kecukupan investasi (RKI) Jagadiri berada di level 380,40% dan likuiditas sebesar 498,40% di Agustus 2023.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News