Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Putri Werdiningsih
KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Pendapatan non bunga berbasis komisi atau fee based income menjadi salah satu penopang yang mendorong kinerja profitabilitas bank-bank bermodal mini di jajaran KBMI 1 dan 2 di tahun ini.
PT Bank Sahabat Sampoerna (Bank Sampoerna) misalnya, yang berada di jajaran KBMI I ini berhasil mencatatkan pendapatan fee based income mencapai Rp 22,50 miliar per kuartal I 2025. Capaian ini terlihat menurun dari periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp 23,75 miliar.
Dalam menggenjot fee based income di tahun ini, Bank Sampoerna terus mengembangkan layanan yang banyak dikenal sebagai Bank-as-a-Service (BaaS).
Henky Suryaputra, Finance & Business Planning Director Bank Sahabat Sampoerna mengungkapkan, Bank Sampoerna menyediakan layanan jasa perbankan untuk dapat dimanfaatkan oleh beragam mitra strategis seperti pembuatan virtual accounts, rekening dana lenders, memfasilitasi pembayaran dan transfer antar bank, termasuk pembayaran menggunakan QRIS, dan lain sebagainya.
"Layanan BaaS yang merupakan komponen utama pendapatan non-bunga diberikan pada mitra strategis yang mencakup perusahaan fintech, perusahaan multifinance, koperasi, perusahaan modal ventura, dan sebagainya," kata Henky kepada kontan.co.id, Rabu (4/6).
Baca Juga: Pembiayaan Bank Sampoerna ke UMKM Capai Rp 7,4 Triliun per Maret 2025
Lebih lanjut Henky menjelaskan, secara umum Bank Sampoerna memiliki perspektif jangka panjang dalam kerja sama dengan mitra. Jumlah kerja sama dengan mitra akan terus ditingkatkan.
Namun kata Henky, tantangan ekonomi ke depan mungkin akan menyebabkan implikasi terhadap pendapatan baru akan signifikan dalam jangka yang lebih panjang, lebih dari satu tahun.
"Karenanya hingga akhir tahun, pendapatan non-bunga Bank Sampoerna kemungkinan akan meningkat sedikit saja," ujar Henky.
Kedepan, Bank Sampoerna juga disebut akan bekerja sama memberikan layanan BaaS pada banyak mitra. Bank Sampoerna juga akan terus berinovasi untuk dapat memenuhi beragam kebutuhan mitra yang terkait dengan layanan keuangan/ perbankan.
"Melalui kerja sama dengan mitra akan lebih banyak masyarakat, terkhusus UMKM yang dapat menerma layanan perbankan dan bagi Bank Sampoerna sendiri akan menerima pendapatan non-bunga/ fee-based income," imbuhnya.
Sementara, Bank JTrust Indonesia (JTrust Bank) mencatat lonjakan fee based income hingga April 2025 mencapai Rp 387,92% secara tahunan sebesar Rp 36,74 miliar.
Direktur Bisnis PT Bank J Trust Tbk, Hendra Widjaja menyatakan, salah satu segmen layanan yang mendongkrak pendapatan fee based income bank yang dikendalikan investor asal Jepang ini adalah transaksi forex dalam mata uang asing, atau transaksi valas yang melonjak seiring dengan kebutuhan nasabah akan mata uang valas utamanya mata uang Jepang.
"Terakhir terakhir ini terutama untuk valuta asing, paling banyak dari transaksi forex yang meningkat luar biasa. Kami mengandalkan dari cabang-cabang yang ada, sehingga voume lebih tinggi dan profit juga lebih tinggi," ungkap Widjaja.
Baca Juga: Begini Progres JTrust Bank yang Sedang Upayakan Free Float
Widjaja menyebut penyebab melonjaknya transaksi valas tersebut karena banyak orang Indonesia yang ke luar negeri terutama ke Jepang, sehingga ini turut mendongkrak transaksi valas di Bank J Trust Indonesia.
Sementara itu, Bank Raya (AGRO) yang berada di jajaran KBMI II ini mencatatkan fee based income mencapai Rp 3,40 miliar per April 2025, angka ini naik 2,81% yoy.
Direktur Keuangan Bank Raya Rustarti Suri Pertiwi mengatakan, melalui berbagai inovasi yang dilakukan untuk meningkatkan user experience nasabahnya, Bank Raya terus berupaya menumbuhkan jumlah nasabah maupun komposisi nasabah aktifnya.
Untuk posisi Maret 2025, total nasabah Bank Raya tercatat sebanyak 1,3 juta nasabah. Sejak awal tahun 2024, Bank Raya disebut telah secara aktif melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan user experience nasabah digital saving Bank Raya.
Baca Juga: Bank Raya (AGRO) Bersiap Buyback, Siapkan Dana Rp 20 Miliar
Misalnya melalui akselerasi transaksi pembayaran non tunai untuk melengkapi layanan digital masyarakat dan nasabah seperti QRIS, Saku Bareng, Saku Bisnis maupun layanan laku pandai melalui Agen Bank Raya.
"Fitur Quick Access QRIS dengan shortcut menu pada halaman login juga dikembangkan untuk meningkatkan kenyamanan nasabah dalam pembayaran menggunakan QRIS di aplikasi Bank Raya hanya dalam sekali klik," kata Tiwi.
Bank Raya juga mendorong berbagai gimmick melalui berbagai promo-promo menarik untuk transaksi di beberapa merchant.
Selanjutnya: Emiten Perluas Lini Bisnis Lewat Entitas Baru, Ini Prospek dan Rekomendasi Sahamnya
Menarik Dibaca: Ini 7 Perbedaan Tabungan dan Deposito yang Harus Anda Pahami di Tahun 2025
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News