kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   6.000   0,39%
  • USD/IDR 16.200   -65,00   -0,40%
  • IDX 7.080   -2,93   -0,04%
  • KOMPAS100 1.048   -3,07   -0,29%
  • LQ45 822   1,36   0,17%
  • ISSI 211   -2,01   -0,94%
  • IDX30 422   2,45   0,58%
  • IDXHIDIV20 505   4,21   0,84%
  • IDX80 120   -0,32   -0,26%
  • IDXV30 123   -1,69   -1,35%
  • IDXQ30 140   1,02   0,74%

Bank-Bank Bermodal Mini Beberkan Tantangan Kinerja dan Target Bisnis pada 2025


Jumat, 06 Desember 2024 / 19:43 WIB
Bank-Bank Bermodal Mini Beberkan Tantangan Kinerja dan Target Bisnis pada 2025
ILUSTRASI. Bank-bank bermodal mini di jajaran KBMI 1 dan 2 optimistis menyongsong tahun 2025 dengan mematok target bisnis yang moderat. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN


Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Bank-bank bermodal mini di jajaran KBMI 1 dan 2 optimistis menyongsong tahun 2025 dengan mematok target bisnis yang moderat di tengah tantangan likuiditas yang masih membayangi industri perbankan. 

Sebelumnya Bank Indonesia menargetkan kredit perbankan tumbuh 11-13% secara tahunan (year on year/YoYpada 2025, lebih tinggi dari bertumbuh 10%-12% YoY pada tahun ini. 

PT BPD Jawa Barat dan Banten Tbk (BJB) misalnya, bank daerah ini melihat potensi bisnis perbankan khususnya dalam penyaluran kredit selalu memiliki peluang yang besar, namun tetap perlu melakukan mitigiasi risiko yang baik untuk mengimbangi penyaluran kredit yang . 

Baca Juga: Bank Digital Genjot Fee Based Income

"Sebagai bank daerah, bjb memiliki captive market yang kuat, ekosistem keuangan daerah baik dari sisi belanja maupun penerimaan. Jika itu dapat dioptimalkan tentu pertumbuhan tetap dapat terjaga keberlanjutan nya," ungkap Direktur Utama BJB Yuddy Renaldi kepada Kontan, Jumat (6/12).

Meski demikian Yuddy menyebut, likuiditas menjadi salah satu tantangan selain dari kualitas kredit. Adapun penyebab likuiditas perbankan menantang dikarenakan masyarakat memiliki banyak instrumen investasi yang dapat dipilih. 

Selain itu, adanya tekanan daya beli dari kondisi inflasi menjadi tantangan pada sektor konsumsi, sedangkan naiknya upah tenaga kerja dapat memberikan tekanan pada dunia usaha. Yuddy menyebut hal ini yang perlu dimitigasi dengan cermat dalam melakukan ekspansi.

"Di tahun depan kami mengambil langkah konservatif dalam pertumbuhan, 7-8% saya kira dapat dicapai dengan tetap menjaga kualitas kredit yang ada. Kualitas kredit menjadi yang Utama," ungkap Yuddy

Selain potensi dari ekosistem keuangan daerah, BJB juga akan mendorong pertumbuhan bisnis melalui fee based income yang bersumber dari transaksional nasabah dan produk-produk digital.

Sementara itu PT Bank Oke Indonesia (OK Bank) sebagai bank swasta nasional, juga optimistis pada pertumbuhan kredit di tahun 2025, dengan menargetkan pertumbuhan kredit pada tahun 2025 sekitar 10%yoy dibandingkan dengan tahun 2024. 

Direktur Kepatuhan OK Bank, Efdinal Alamsyah menyatakan, dengan target pertumbuhan kredit oleh BI sebesar 11-13% pada 2025, yang lebih tinggi dari tahun 2024, Efdinal menilai BI tentu akan memastikan kecukupan likuiditas, baik melalui pengaturan suku bunga kebijakan dan instrumen moneter lainnya. 

"Tantangan likuiditas bisa saja terjadi, terutama jika dipengaruhi oleh kondisi global. Bank Oke melihat peluang pertumbuhan kredit pada tahun 2025 di beberapa sektor ekonomi diperkirakan akan mengalami pertumbuhan antara lain infrastruktur, EBT, manufaktur,  pariwisata dan lainnya," ungkap Efdinal kepada Kontan, Jumat (6/12).  

Baca Juga: Bunga Pinjaman Turun Mulai Bulan Depan, Jauhi Pinjol ilegal Berikut

Lebih lanjut Efdinal menyebut strategi untuk menjaga kinerja positif di tahun 2025 antara lain dengan melakukan penguatan digital platform dengan melanjutkan investasi di bidang teknologi untuk meningkatkan efisiensi operasional dan aksesibilitas layanan dan juga customer experience.

OK Bank juga akan melakukan diversifikasi produk dan portofolio kredit dengan lebih fokus kepada sektor yang memiliki risiko lebih rendah, mempertahankan NPL yang rendah dengan melakukan evaluasi kredit yang ketat dan pengelolaan kredit bermasalah.

Meski begitu, secara umum potensi yang dapat mendorong pertumbuhan kinerja bank tentu saja kondisi perekonomian yang diproyeksikan tumbuh stabil di atas 5%, yang akan mendorong peningkatan permintaan akan kredit perbankan.  

"Selain itu hal yang dapat mendorong kinerja perkreditan adalah komitmen pemerintah terkait dukungan terhadap UMKM," ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Bond Voyage Mastering Strategic Management for Business Development

[X]
×