Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Handoyo .
"Namun paylater mempunyai target market yang lebih luas dan besar, bisa menjangkau sampai dengan masyarakat level bawah. Menggunakan teknologi digital dari mobile phone untuk penggunaannya sehingga tidak perlu lagi harus bawa kartu di dompet," tambah Risza.
Pemain paylater Akulaku juga mengaku belum menyesuaikan tingkat suku bunga.
"Kedepannya masih sangat tergantung dari perkembangan Cost of Fund dari Bank Kreditur kami," kata Presiden Direktur Akulaku Efrinal Sinaga.
Efrinal menyebut, bunga yang dikenakan kepada nasabah mulai dari 0% hingga 3%, tergantung program cicilan yang diambil. Kendati bunganya cukup tinggi, Efrinal menilai, hal tersbut tidak mempengaruhi minat pengguna. Menurutnya, selama angsuran per bulan dapat terpenuhi, nasabah tetap akan menggunakan paylater.
Hal tersebut pun terbukti dengan pembiayaan bulanan yang rata-rata per bulannya naik sekitar 25% dari tahun lalu. Saat ini, rata-rata pembiayaan di Akulaku per bulannya bisa menyentuh Rp 1 triliun. Pengguna pun sudah mencapai lebih dari 7 juta, meningkat lebih 20%.
Baca Juga: Banding-banding Bunga Paylater dan Kartu Kredit, Mana yang Lebih Menarik?
"Bunganya sedikit lebih besar dari Kartu Kredit. Namun konsumen kami sebagian besar unbankable yang tidak mungkin mendapatkan fasilitas (Credit Card) dari Bank," tegas Efrinal.
Efrinal menerangkan, kelebihan dari Paylater yaitu, membantu keleluasaan cash management, selain itu bagi yang shortage cash nya bisa mendapatkan barang diawal, namun bayarnya bisa belakangan, punya fasilitas plafon kredit tanpa menyerahkan agunan.
Sementara ia mengakui, kelemahannya memang terkait suku bunga sedikit di atas kartu kredit, karena pinjaman ini termasuk yang unsecured loan (tanpa jaminan). Berutang dengan bunga rendah memang bisa didapatkan jika menggunakan kartu kredit dengan rata-rata di bawah 2%.
Kartu kredit BRI misalnya yang memiliki bunga 1,75%. Corporate Secretary BRI Aestika Oryza Gunarto pun bilang bahwa segmentasi pasar dari kartu kredit BRI ini diarahkan bagi pengguna yang berbelanja di merchant offline.
Kendati di tengah meningkatnya transaksi paylater, volume transaksi kartu kredit BRI pun masih bisa meningkat 8% secara yoy pada April 2022.
“Peningkatan volume transaksi tersebut berasal dari transaksi groceries, fashion, healthcare dan gadget & electronic,” ujar Aes.
Meskipun sudah ada kartu kredit, Aes pun menyebut ada transformasi digital yang tengah dilakukan oleh BRI dengan salah satu produknya yaitu pinjaman digital bernama Ceria dengan bunga yang ditawarkan sebesar 1,42%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News