kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Menteri BUMN memperkirakan holding perbankan rampung pada Mei 2019


Rabu, 30 Januari 2019 / 20:44 WIB
Menteri BUMN memperkirakan holding perbankan rampung pada Mei 2019


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menyebut saat ini proses holding keuangan (perbankan) masih berlanjut. Menteri BUMN Rini M. Soemarno memprediksi rencana tersebut bakal selesai pada bulan Mei 2019 mendatang.

"Tidak semuanya (holding) selesai April. saya harapkan bulan Mei 2019 selesai," katanya saat ditemui di Hotel Fairmont, Jakarta, Rabu (30/1). Secara terpisah, Deputi Bidang Usaha Jasa Keuangan, Jasa Survei dan Jasa Konsultasi Kementerian BUMN Gatot Trihargo mengatakan saat ini pihaknya sedang melengkapi persyaratan.

Selain itu, Kementerian BUMN pun sedang melakukan pengkajian dengan Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) yang terdiri dari Menteri Keuangan, Gubernur Bank Indonesia, Ketua Dewan Komisoner Otoritas Jasa Keuangan serta Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan.

"Kita juga siapkan dengan angka-angkanya. Beberapa penajaman dari holding ini," tuturnya. Gatot mengatakan, salah satu sisi positif yang bisa diambil dari rencana holding perbankan ini adalah efisiensi biaya dan permodalan.

Misalnya, PT Bank Tabungan Nasional Tbk (BTN) sebagai bank yang bergerak di bidang perumahan agar tidak harus mendapatkan modal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Singkatnya, dana APBN nantinya bisa digunakan secara khusus untuk program krusial terutama bagi kepentingan masyarakat.

Dengan kata lain, bila ada holding perbankan maka bisa saja BTN mendapatkan pembiayaan atau modal dari perusahaan holding. "Dengan cara ini kan bisa menutup gap backlog (perumahan) yang 11 juta sampai hari ini," terang Gatot.

Selain itu, diprediksi pada tahun 2030 Indonesia akan mendapatkan tambahan sebanyak 70 juta milenial, ini artinya kebutuhan rumah bakal semakin menumpuk. "Kalau tidak membesarkan BTN maka backlog lama kelamaan makin panjang," ungkapnya.

Sebagai informasi, nantinya akan ada delapan anggota holding keuangan ini. Empat diantaranya adalah Bank BUMN, kemudian disusul perusahaan aset manajemen unit (AMU) dari Bahana, Pegadaian, perusahaan sistem pembayaran Jalin Pembayaran Nusantara (Jalin) dan PNM (Permodalan Nasional Madani).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×