CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Garap bisnis bank digital, begini upaya Bank Neo Commerce (BBYB) raih pendapatan


Rabu, 28 April 2021 / 18:49 WIB
Garap bisnis bank digital, begini upaya Bank Neo Commerce (BBYB) raih pendapatan


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah memberikan lampu hijau kehadiran bank digital atau Bank Neo Commerce di tanah air. Seiring upaya memperkenalkan produk kepada nasabah, bank yang memberikan layanan serba digital ini berupaya mendapatkan keuntungan. 

Bank Neo Commerce telah menyiapkan strategi agar bisa membukukan cuan meskipun belum merilis aplikasi digital lantaran menunggu persetujuan regulator. Direktur Utama Bank Neo Commerce Tjandra Gunawan menyatakan saat ini telah ada berbagai produk simpanan yang menawarkan bunga hingga 8%. 

“Kami ingin nasabah cuan, tapi kita maunya bank juga menguntungkan. Sehingga kami selalu monitor indikator bisnis, day by day. Jadi macam-macam, kami maksimalkan likuiditas yang melimpah seperti saat ini,” papar Tjandra di Jakarta pada Rabu (28/4). 

Baca Juga: Laba Bank Danamon (BDMN) anjlok 41,76% pada kuartal I 2021

Lanjut Ia, BNC memanfaatkan ekosistem Akulaku sebagai induk perusahaan dengan memberikan kredit channeling dengan unit bisnis P2P. Kendati demikian Ia menyatakan tidak ingin bergantung kepada Akulaku ke depannya. 

Oleh sebab itu BNC telah bekerja sama dengan tiga penyelenggara P2P lending dan telah menyalurkan kredit senilai Rp 70 miliar. Hingga penghujung tahun, BNC berharap bisa menyalurkan kredit ke UMKM melalui P2P lending senilai Rp 500 miliar. 

“Lalu melakukan efisiensi dan disrupsi hal-hal yang tidak perlukan. Sebab salah satu biaya yang ditanggung oleh nasabah adalah biaya operasional. Karena semakin besar maka biaya yang ditanggung oleh nasabah makin besar,” jelasnya. 

Baca Juga: Industri perbankan dihantui potensi lonjakan NPL

Asal tahu saja, bank bersandi saham BBYB ini ini berhasil mencatatkan laba bersih senilai Rp 15,87 miliar sepanjang 2020. Laba itu turun tipis 0,82% year on year (yoy) dibandingkan laba bersih 2019 senilai Rp 16 miliar.

Selanjutnya: OJK minta perusahaan asuransi hati-hati memberikan jaminan investasi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×