Penulis: Virdita Ratriani
BRIsyariah fokus membidik berbagai segmen di masyarakat. Basis nasabah yang terbentuk secara luas di seluruh penjuru Indonesia menunjukkan bahwa BRIsyariah memiliki kapabilitas tinggi sebagai bank ritel modern terkemuka dengan layanan finansial sesuai kebutuhan nasabah.
Pada tahun 2018, BRIsyariah mengambil langkah lebih pasti lagi dengan melaksanakan Initial Public Offering pada tanggal 9 Mei 2018 di Bursa Efek Indonesia.
IPO ini menjadikan BRIsyariah sebagai anak usaha BUMN di bidang syariah yang pertama melaksanakan penawaran umum saham perdana.
Saat ini, BRISyariah pun masih mampu menorehkan kinerja positif di tengah tekanan pandemi Covid-19. Pada semester I 2020, bank ini berhasil membukukan laba bersih Rp 117,2 miliar atau melesat 229,6 % dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year on year/YoY).
Baca Juga: Bank Syariah BUMN Merger, Persaingan Bisnis Bakal Timpang
Dikutip pemberitaan Kontan.co.id, Senin (24/8), pertumbuhan net profit BRIsyariah itu di atas rata-rata pertumbuhan industri perbankan nasional maupun syariah.
Melonjaknya laba bersih perseroan sejalan dengan pertumbuhan pembiayaan serta meningkatnya CASA atau dana murah yang membuat biaya dana atau cost of fund (CoF) turun.
Pembiayaan BRIsyariah per Juni 2020 mencapai Rp 37,4 triliun atau tumbuh 55,92% YoY. Pertumbuhan pembiayaan yang signifikan ditopang oleh segmen Ritel (SME, Mikro dan Konsumer) untuk memberikan imbal hasil yang lebih optimal.
Baca Juga: Ini nasib pemilik saham BRIS pasca merger bank syariah