Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Noverius Laoli
Meski sudah menarik sejumlah investor strategis, kinerja Bank Jago belum menunjukkan taji alias masih merugi. Pada kuartal I 2021, bank ini mencatatkan kerugian hingga Rp 38,1 miliar. Kerugian ini membengkak hingga 50% dari periode sama di tahun 2020 yang tercatat sebesar Rp 25,4 miliar.
Ini lantaran beban operasional membengkak 127% yoy menjadi Rp 84,9 miliar. Sedangkan pendapatan bunga bersihnya justru sudah merekah dengan kenaikan hingga 231% yoy menjadi Rp 33,5 miliar.
Per Maret, aset Bank Jago mencapai Rp 9,24 triliun atau melesat 318% YoY ditopang hasil rights issue. Kreditnya mencapai Rp1,17 triliun dan Dana Pihak Ketiga (DPK) Rp 957,8 miliar.
Pada pertengahan April lalu, Bank Jago telah meluncurkan aplikasi digital dengan mengadopsi kemampuan teknologi terkini dan diklaim bisa membuat pengelolaan keuangan menjadi lebih simple, kolaboratif, dan inovatif. Aplikasi Jago atau Jago App tersebut dirancang sebagai solusi keuangan digital yang berfokus pada kehidupan.
Selanjutnya: Merger Gojek-Tokopedia, idEA: Ekonomi digital di Indonesia memiliki potensi besar
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News